.png)
Malang, malangterkini.id - Kabupaten Malang, Jawa Timur, tengah dilanda krisis sumber mata air. Ribuan mata air di wilayah ini dilaporkan telah berkurang hampir separuh, memicu kekhawatiran serius bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Menanggapi hal ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang angkat bicara. Mereka mendesak agar dilakukan upaya penghijauan dan penjagaan hutan secara masif untuk menanggulangi krisis ini.
"Perlu reboisasi di sumber mata air. Dulu ada 4.000 titik sumber mata air, sekarang sudah separuh berkurang," ujar anggota DPRD Kabupaten Malang, Ahmad Andi, Selasa (18/6/2024).
Andi menegaskan, masyarakat harus bahu membahu dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Malang. "Jangan sampai ada lagi penebangan liar. Kita harus bersama-sama mengawal dan menjaga hutan agar tidak gundul," imbuhnya.
Menurutnya, geografis Kabupaten Malang yang luas menjadi faktor penting dalam menjaga kelestarian hutan. "Jangan sampai hutan habis ditebangi dan ditanami tanaman produktif," tegasnya.
Lebih lanjut, Andi menjelaskan bahwa penebangan pohon di wilayah pegunungan dataran tinggi dapat memicu bencana banjir. "Kalau sampai di wilayah pegunungan dataran tinggi, pohon di hutan ditebangi, maka terancam terjadi banjir," jelasnya.
Oleh karena itu, Andi meminta Pemkab Malang untuk lebih serius dalam mengawal kondisi hutan di wilayahnya. "DPRD Kabupaten Malang akan mengalokasikan anggaran yang lebih lagi untuk menjaga sumber mata air," pungkasnya.
Krisis mata air di Kabupaten Malang ini menjadi pengingat penting bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Upaya penghijauan dan penjagaan hutan harus dilakukan secara berkelanjutan demi menjaga ketersediaan air bersih untuk generasi mendatang.
Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya pelestarian ini. Dengan bergotong royong dan saling bahu membahu, kita dapat menjaga kelestarian alam dan sumber mata air di Kabupaten Malang.
