Malang, malangterkini.id - Meskipun tanaman kopi termasuk dalam sembilan komoditas yang menerima pupuk subsidi, para petani di Desa Ampelgading, Kecamatan Tirtoyudo, justru memilih pupuk non-subsidi. Alasannya? Ternyata lebih simpel!
"Rata-rata petani tidak mau ribet. Kalau pakai pupuk subsidi kan banyak aturannya," ungkap Sutomo, salah satu petani kopi di Ampelgading yang sudah bertahun-tahun menanam kopi.
Sutomo menyadari bahwa pupuk non-subsidi memang lebih mahal, sehingga biaya perawatannya pun membengkak. Peningkatan biaya bisa mencapai tiga kali lipat atau 300 persen. Jika dengan pupuk subsidi ia hanya menghabiskan biaya Rp 250 ribu, kini dengan pupuk non-subsidi biayanya bisa mencapai Rp 750 ribu.
"Sudah dua tahun-an mungkin menggunakan non subsidi terus," kata Sutomo.
Menghadapi tingginya biaya tersebut, para petani pun mencari cara untuk menekan pengeluaran, terutama untuk pupuk. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi dosis penggunaan pupuk.
"Ya mengurangi dosis penggunaan pupuk," kata Sutomo yang berusia 49 tahun itu.
Dia menjelaskan, biasanya pemupukan dilakukan dua kali dalam satu musim, yaitu pada awal musim hujan dan pada bulan April atau Mei. Dalam satu hektare lahan, biasanya dibutuhkan sekitar 6-8 kuintal pupuk untuk memupuk sekitar 1.500-1.600 tanaman kopi.
Namun, dengan pupuk non-subsidi, mereka mengurangi dosisnya menjadi 5-6 kuintal. "Untungnya pengurangan pupuk tak berdampak pada hasil panen. Karena kami menambahkan pakai pupuk kandang," katanya.
Agar ke depan bisa menggunakan pupuk subsidi, Sutomo berharap agar pemerintah mempermudah penyalurannya. Hal ini penting karena masih banyak petani yang belum memahami prosedur pembelian pupuk subsidi.
Perubahan penggunaan pupuk non-subsidi ini menunjukkan bahwa para petani di Ampelgading lebih memprioritaskan kepraktisan dalam bertani. Bagi mereka, kemudahan akses dan penggunaan pupuk lebih penting daripada harga yang lebih murah.
Meskipun begitu, mereka tetap berharap agar pemerintah dapat membantu mereka dalam mendapatkan pupuk subsidi dengan lebih mudah. Hal ini agar mereka dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan keuntungan dari hasil panen kopi mereka.