Malang, malangterkini.id - Siapa sangka, hasil jerih payah para narapidana di Lapas Kelas I Malang bisa menembus pasar internasional? Ya, kubis manis yang mereka tanam di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Ngajum berhasil menarik minat pembeli dari Taiwan.
Sejumlah 15 narapidana dari berbagai kasus terlibat dalam kegiatan penanaman kubis manis ini. Mereka bekerja sama mulai dari menanam bibit hingga merawat tanaman hingga siap panen. Proses penanaman hingga panen membutuhkan waktu sekitar 70 hari. Meski harus bolak-balik lapas, semangat mereka tak pernah surut untuk menghasilkan produk pertanian berkualitas.
“Tahun ini kami memang menargetkan ada produk pelatihan kerja yang bisa menembus pasar internasional. Dan target itu berhasil kami raih dari hasil perkebunan,” ujar Muhtar, Kabid Kegiatan Kerja Lapas Lowokwaru.
Kualitas kubis manis yang dihasilkan memang di atas rata-rata. Setiap kubis memiliki bobot lebih dari 2 kilogram, memenuhi standar untuk ekspor. Bahkan, hasil panen dari satu petak lahan di SAE Ngajum mampu memenuhi dua peti kemas. Saat ini, kubis-kubis tersebut tengah disimpan di gudang penyalur produk pertanian sebelum akhirnya dikirim ke Taiwan.
Prestasi yang membanggakan ini tentu saja menjadi bukti bahwa program pembinaan di lapas tidak hanya berfokus pada hukuman, tetapi juga pada pengembangan keterampilan para narapidana. Dengan memberikan kesempatan untuk belajar bertani, mereka tidak hanya memperoleh penghasilan tambahan, tetapi juga mendapatkan kepuasan tersendiri karena hasil jerih payahnya bermanfaat bagi banyak orang.
“Kami berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi bagi narapidana lain untuk lebih produktif dan berkontribusi positif bagi masyarakat,” tambah Muhtar.
Selain budidaya kubis manis, para narapidana di SAE Ngajum juga melakukan budidaya ikan lele. Meskipun belum bisa diekspor, kegiatan ini tetap memberikan manfaat bagi mereka.
Keberhasilan ekspor kubis manis ini membuktikan bahwa narapidana juga memiliki potensi untuk menjadi individu yang produktif dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Program pembinaan yang dilakukan oleh Lapas Kelas I Malang patut diapresiasi karena telah memberikan kesempatan bagi para narapidana untuk memperbaiki diri dan memiliki masa depan yang lebih baik.