GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Sampah Sekolah Jadi Emas: SMPN 30 Malang Ciptakan Briket Ramah Lingkungan

Malang, malangterkini.id - Siapa sangka, masalah sampah di sekolah bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat? SMPN 30 Kota Malang berhasil mengubah sampah organik, khususnya daun kering yang menumpuk, menjadi briket ramah lingkungan bernama Brikomek.

Ide brilian ini muncul karena sekolah ingin mengatasi masalah sampah yang semakin menumpuk. Awalnya, daun kering yang dihasilkan dari kegiatan sekolah hanya dibakar. Namun, hal ini dianggap kurang efektif dan berpotensi mencemari lingkungan.

"Kami mencari solusi agar sampah organik ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Akhirnya, kami memutuskan untuk membuat briket," ujar Supriyadi, guru IPA sekaligus koordinator Adiwiyata di SMPN 30.

Brikomek, Solusi Cerdas untuk Sampah Organik

Brikomek sendiri merupakan singkatan dari Briket Kompos. Bahan bakunya pun sederhana, yaitu campuran kompos, arang tempurung, arang sekam, dan perekat dari tapioka. Setelah dicampur dengan perbandingan yang tepat, adonan kemudian dicetak menjadi briket menggunakan alat press sederhana yang dibuat dari bahan bekas.

"Proses pembuatan briket ini juga kami jadikan sebagai materi pembelajaran bagi siswa. Mereka diajak untuk ikut serta dalam proses produksi, mulai dari pengumpulan sampah, pembuatan kompos, hingga pencetakan briket," tambah Supriyadi.

Minat Pasar Tinggi

Uniknya, inovasi Brikomek ini ternyata menarik perhatian banyak pihak. Saat dipamerkan di Malang Creative Center (MCC), banyak pengunjung yang tertarik dan menanyakan cara pembuatannya. Bahkan, ada beberapa pihak yang menawarkan kerja sama untuk memproduksi briket secara massal.

"Kami sangat senang dengan antusiasme masyarakat terhadap Brikomek. Ini membuktikan bahwa inovasi yang lahir dari sekolah bisa memberikan manfaat yang lebih luas," ujar Ir Syamsiyah Wahyuningsih, Kepala SMPN 30.

Manfaat Brikomek

Selain mengatasi masalah sampah, Brikomek juga memiliki beberapa manfaat lain, antara lain:

  • Ramah lingkungan: Briket terbuat dari bahan organik yang mudah terurai, sehingga tidak mencemari lingkungan.
  • Hemat biaya: Penggunaan briket dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli bahan bakar konvensional.
  • Meningkatkan kreativitas siswa: Proses pembuatan briket dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif.

Tantangan dan Harapan

Meski telah berhasil menciptakan inovasi yang luar biasa, SMPN 30 masih menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan kapasitas produksi dan kurangnya modal untuk mengembangkan usaha ini.

"Kami berharap ke depannya, Brikomek bisa diproduksi secara massal dan menjadi solusi bagi masalah sampah organik di masyarakat," ujar Supriyadi.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter