GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Cuaca Ekstrem Lumpuhkan Aktivitas Nelayan Sendangbiru, Harga Ikan Melonjak

Malang, malangterkini.id - Selama beberapa bulan terakhir, cuaca buruk yang melanda Pantai Sendangbiru, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, telah memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan para nelayan di kawasan tersebut. Gelombang tinggi dan angin kencang yang terus-menerus menerjang perairan telah memaksa mereka untuk menghentikan aktivitas melaut. Akibatnya, hasil tangkapan ikan mengalami penurunan drastis dan harga ikan di pasaran pun melambung tinggi.

Imam Nur Hamid, salah seorang nelayan di Pantai Sendangbiru, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca ekstrem ini telah berlangsung sejak November 2024. "Cuaca di Sendangbiru saat ini sangat buruk, seperti sedang musim badai. Angin kencang dan gelombang tinggi membuat kami kesulitan untuk melaut. Hasil tangkapan yang biasanya mencapai 8-10 ton kini berkurang drastis, paling banyak hanya 1 ton," ujar Imam dengan nada kecewa.

Kondisi serupa juga dialami oleh nelayan lainnya, Surahman. Ia menjelaskan bahwa gelombang laut yang tinggi menjadi kendala utama bagi para nelayan untuk mencari ikan. "Jika gelombang tidak terlalu tinggi, kami masih berani melaut. Biasanya kami bisa mendapatkan ikan sekitar 1 ton lebih. Namun, saat ini hasil tangkapan hanya berkisar 2-3 kuintal," ungkap Surahman.

Penurunan hasil tangkapan ikan secara signifikan ini berdampak langsung pada pasokan ikan di pasar. Akibatnya, harga ikan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Beni Adi, seorang pedagang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sendangbiru, mengkonfirmasi kenaikan harga ikan tersebut. "Harga ikan tuna yang biasanya Rp20 ribu per kilogram kini menjadi Rp25 ribu per kilogram. Ikan sirip kuning juga mengalami kenaikan harga, dari Rp25 ribu menjadi Rp35 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak sebelum tahun baru," jelas Beni.

Kenaikan harga ikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan ikan akibat aktivitas nelayan yang terhambat oleh cuaca buruk. Selain itu, permintaan akan ikan tetap tinggi, terutama saat momen libur panjang seperti Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek. Namun, setelah momen libur panjang tersebut berakhir, suasana di TPI Sendangbiru kembali sepi dan lesu.

"Pendapatan kami sebagai pedagang ikan menurun drastis, sekitar 70 persen. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah pembeli akibat kenaikan harga ikan dan juga karena nelayan tidak banyak yang melaut," tambah Beni.

Kondisi yang dialami oleh para nelayan dan pedagang ikan di Pantai Sendangbiru ini merupakan contoh nyata dari dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi tidak hanya mengancam kelangsungan hidup para nelayan, tetapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat di sekitar kawasan pantai.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network