Malang, malangterkini.id - Banjir yang melanda Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang, pada Sabtu (15/3) lalu, bukan hanya disebabkan oleh kapasitas drainase yang tidak memadai, tetapi juga diperparah oleh tumpukan sampah. Hal ini terbukti dari upaya penanganan jangka pendek yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang pada Senin (17/3). Saat penutup saluran air dibuka, terlihat tumpukan sampah berupa botol plastik yang menyumbat aliran air.
Sekitar 20 petugas gabungan dari Pemkot Malang diterjunkan langsung ke gorong-gorong untuk membersihkan sampah. Fokus pengerjaan berada di depan warung Sego Sambel Cak Uut Soehat. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, turut memantau langsung proses normalisasi tersebut. Mayoritas sampah yang diangkut adalah sampah plastik, terutama botol air mineral. Selain membersihkan sampah, petugas gabungan juga membongkar sebuah bangunan yang berdiri di atas bak kontrol drainase. Untuk sementara, pembongkaran hanya dilakukan di bagian depan bangunan.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menjelaskan bahwa ada dua penyebab utama banjir besar di Soehat pekan lalu. Pertama, bozem atau waduk mini di Kelurahan Tunggulwulung tidak mampu menampung aliran air dari Kota Batu. Akibatnya, air yang tidak tertampung bozem meluap ke kawasan Soehat. Pada saat yang sama, kapasitas drainase di lokasi tersebut juga tidak memadai karena tersumbat oleh sampah.
"Saya kaget saat melihat kondisi drainase hari ini. Banyak sekali sampah. Kemudian sedimennya juga tinggi," terangnya. Menurut Wahyu, normalisasi yang dilakukan kemarin hanyalah penanganan sementara. Jika sampah kembali menyumbat drainase, banjir tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk lebih sadar dan tidak membuang sampah sembarangan ke drainase. "Kami juga bongkar sebagian bangunan yang berdiri di atas bak kontrol. Karena tidak bisa dicek ketika ada bangunan di atasnya," tegas Wahyu. Pembongkaran akan terus dilakukan pada bangunan lain yang berdiri di atas drainase.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djulhardjanto, menambahkan bahwa sedimentasi di titik yang dinormalisasi kemarin mencapai 50 hingga 60 persen, bahkan ada yang mencapai 90 persen. "Volume saluran drainase yang sekarang ini sebenarnya sudah tidak menampung. Kemudian ditambah ada sampah dan sedimen, sehingga air meluber ke jalan," jelasnya.
Banjir yang terjadi di Jalan Soekarno-Hatta ini menjadi peringatan bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan fungsi drainase. Sampah yang dibuang sembarangan tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga dapat menyebabkan bencana banjir. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan tindakan nyata dari masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke saluran air.
Selain itu, pemerintah daerah juga perlu melakukan upaya-upaya preventif untuk mencegah banjir di masa depan. Hal ini meliputi peningkatan kapasitas drainase, pembersihan saluran air secara rutin, dan penegakan hukum terhadap pelaku pembuangan sampah sembarangan. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam mengatasi masalah banjir ini.
Pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga perlu ditingkatkan. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan masyarakat akan lebih peduli terhadap lingkungan dan tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Banjir di Jalan Soekarno-Hatta ini juga menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur harus memperhatikan aspek lingkungan. Pembangunan bangunan di atas bak kontrol drainase tidak hanya menghambat pemeliharaan saluran air, tetapi juga dapat memperparah dampak banjir. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan yang matang dan pengawasan yang ketat dalam setiap pembangunan infrastruktur.
Dalam jangka panjang, perlu adanya upaya untuk mengubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah. Hal ini dapat dilakukan melalui program-program edukasi, penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, dan pemberian sanksi kepada pelaku pembuangan sampah sembarangan. Dengan demikian, diharapkan masalah sampah dan banjir di Kota Malang dapat teratasi secara berkelanjutan.