GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Peningkatan Mengkhawatirkan Kasus Kanker Tulang di Malang Raya, Ratusan Kasus Baru Terdeteksi Setiap Tahun

Malang, malangterkini.id - Kabar yang cukup mengkhawatirkan datang dari wilayah Malang Raya, Jawa Timur, terkait dengan tren peningkatan kasus kanker tulang yang terus menunjukkan angka yang signifikan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Departemen Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang, sedikitnya terdapat sekitar 200 kasus baru kanker tulang yang terdeteksi setiap tahunnya di wilayah tersebut. Angka ini tentu menjadi perhatian serius bagi para tenaga medis dan masyarakat luas, mengingat dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh penyakit keganasan pada tulang ini.

Menyikapi data yang mengkhawatirkan ini, dan bertepatan dengan peringatan Hari Tulang Nasional yang jatuh pada tanggal 11 April, pihak Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FKUB/RSSA Malang mengambil inisiatif penting untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap penyakit kanker tulang. Melalui berbagai kegiatan dan edukasi, mereka berharap masyarakat dapat lebih memahami tentang penyakit ini, mengenali gejala-gejala awalnya, serta termotivasi untuk melakukan pemeriksaan dini jika merasakan adanya keluhan yang mengarah pada kemungkinan kanker tulang.

Dokter spesialis dari Divisi Orthopaedi Onkologi FKUB/RSSA Malang, dr. Satria Pandu Persada Isma SpOT Subsp Onk Ort R (K), menjelaskan bahwa pihaknya telah secara rutin melakukan pendataan terhadap kasus-kasus kanker tulang yang ditangani sejak tahun 2011. Data yang terkumpul selama lebih dari satu dekade ini memberikan gambaran yang jelas mengenai perkembangan tren kasus kanker tulang di Malang Raya.

Berdasarkan catatan yang ada, pada enam tahun pertama sejak pendataan dimulai, yaitu dari tahun 2011 hingga 2016, jumlah kasus baru kanker tulang yang ditemukan setiap tahunnya berkisar antara 60 hingga 70 kasus. Angka ini meskipun tidak kecil, namun masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan tren yang terjadi setelah tahun 2016. Memasuki tahun 2017 hingga saat ini, jumlah kasus baru kanker tulang menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan rata-rata berkisar antara 100 hingga 200 kasus baru yang terdiagnosis setiap tahunnya. Peningkatan yang cukup tajam ini tentu menjadi alarm bagi semua pihak untuk lebih waspada dan meningkatkan upaya deteksi dini serta penanganan yang komprehensif.

Lebih lanjut, dr. Satria Pandu Persada Isma SpOT Subsp Onk Ort R (K) menyampaikan bahwa salah satu faktor yang turut berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kasus kanker tulang yang terdeteksi adalah adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Dengan adanya kemudahan akses layanan kesehatan dan pembiayaan yang lebih terjangkau, masyarakat menjadi semakin terbantu dan lebih termotivasi untuk mencari pengobatan dan melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk jika mereka mengalami gejala yang mencurigakan terkait dengan kanker tulang. Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya angka diagnosis kasus kanker tulang yang sebelumnya mungkin tidak terdeteksi.

Sebagai gambaran yang lebih detail mengenai fluktuasi kasus kanker tulang di Malang Raya, dr. Satria Pandu Persada Isma SpOT Subsp Onk Ort R (K) memaparkan data tahunan yang berhasil mereka kumpulkan. Pada tahun 2018, tercatat sebanyak 105 kasus baru kanker tulang. Jumlah ini kemudian mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2019, mencapai 135 kasus baru. Namun, pada tahun 2020 dan 2021, terjadi penurunan jumlah kasus yang kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pandemi COVID-19 yang membatasi akses masyarakat ke layanan kesehatan. Pada tahun 2020, tercatat 76 kasus baru, dan pada tahun 2021, jumlahnya sedikit menurun menjadi 67 kasus. Setelah pandemi mereda, pada tahun 2022, jumlah kasus kembali melonjak menjadi 138 kasus baru. Sementara itu, sejak tahun 2023 hingga bulan April tahun 2025 ini, pihak FKUB/RSSA Malang mencatat adanya sekitar 400 pasien kanker tulang baru yang telah mereka tangani. Angka ini menunjukkan bahwa tren peningkatan kasus kanker tulang di Malang Raya masih terus berlanjut dan memerlukan perhatian yang lebih serius.

Lebih lanjut, dr. Satria Pandu Persada Isma SpOT Subsp Onk Ort R (K) menjelaskan bahwa secara umum, kanker tulang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama. Jenis yang pertama adalah kanker tulang primer, yang merupakan jenis kanker yang muncul dan berkembang langsung dari jaringan tulang itu sendiri. Jenis kanker ini seringkali menyerang anak-anak dan remaja pada masa pertumbuhan tulang yang pesat. Jenis yang kedua adalah kanker tulang sekunder, atau yang juga dikenal sebagai metastasis tulang. Kanker jenis ini terjadi ketika sel-sel kanker dari bagian tubuh lain menyebar (bermetastasis) ke tulang. Beberapa jenis kanker yang seringkali bermetastasis ke tulang antara lain adalah kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, kanker ginjal, dan kanker tiroid.

Penyebab pasti dari kanker tulang primer hingga saat ini belum sepenuhnya dipahami. Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang diduga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker tulang, di antaranya adalah faktor genetik atau riwayat keluarga dengan kanker tulang, adanya kelainan tulang tertentu seperti penyakit Paget pada tulang, serta paparan radiasi dosis tinggi. Sementara itu, penyebab kanker tulang sekunder jelas berasal dari penyebaran sel-sel kanker dari organ lain di dalam tubuh.

Dr. Satria Pandu Persada Isma SpOT Subsp Onk Ort R (K) menyoroti adanya pergeseran tren kasus kanker tulang yang mereka temui belakangan ini. Ia mengungkapkan bahwa saat ini, ia lebih sering mendapati kasus kanker tulang sekunder, terutama yang berasal dari metastasis kanker payudara. Meskipun demikian, ia juga menegaskan bahwa kasus kanker tulang sekunder juga dapat disebabkan oleh penyebaran dari jenis kanker lainnya yang menyerang organ-organ lain di dalam tubuh.

Usia pasien yang terdiagnosis dengan kanker tulang juga sangat bervariasi, tergantung pada jenis kankernya. Untuk kanker tulang primer, jenis yang paling sering menyerang adalah osteosarcoma, yaitu jenis kanker yang bermula dari sel-sel pembentuk tulang. Osteosarcoma cenderung lebih banyak diderita oleh anak-anak dan remaja yang berada pada rentang usia belasan tahun, yaitu pada masa pertumbuhan tulang yang sangat aktif. Sementara itu, pada orang dewasa, kanker tulang seringkali merupakan metastasis dari kanker di organ lain dan lebih banyak terjadi pada kelompok usia 40 tahun ke atas.

Mengingat pentingnya deteksi dini dalam keberhasilan penanganan kanker tulang, dr. Satria Pandu Persada Isma SpOT Subsp Onk Ort R (K) mengimbau masyarakat untuk lebih peka dan memperhatikan gejala-gejala awal yang mungkin muncul. Salah satu gejala khas yang seringkali dialami oleh pasien kanker tulang adalah rasa nyeri pada tulang. Nyeri ini biasanya bersifat terus-menerus dan dapat semakin bertambah intensitasnya seiring dengan perkembangan penyakit. Yang perlu diwaspadai adalah nyeri ini dapat dirasakan meskipun penderitanya tidak sedang melakukan aktivitas fisik yang berat.

Gejala lanjutan dari kanker tulang yang perlu diwaspadai adalah munculnya benjolan yang semakin membesar pada area tulang yang terkena. Benjolan ini dapat terlihat jelas jika muncul di area seperti lutut atau bagian tubuh lainnya seperti panggul. Namun, jika benjolan tersebut muncul di area panggul, seringkali sulit untuk terdeteksi secara visual. Oleh karena itu, dr. Satria Pandu Persada Isma SpOT Subsp Onk Ort R (K) menekankan pentingnya untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter jika mengalami nyeri berkepanjangan di area panggul yang tidak jelas penyebabnya.

Senada dengan hal tersebut, dr. Dandy Drestanto Adiwignyo SpOT menambahkan bahwa ke depannya, pihaknya sangat berharap agar pemerintah dapat mempertimbangkan untuk menerapkan program skrining kanker tulang secara nasional. Tujuan utama dari program skrining ini adalah untuk dapat mendeteksi kanker tulang pada stadium awal, bahkan sebelum pasien merasakan adanya keluhan atau gejala yang signifikan.

dr. Dandy Drestanto Adiwignyo SpOT mencontohkan bahwa di beberapa negara maju, skrining kanker tulang telah dilakukan melalui pemeriksaan DNA. Pemeriksaan genetik ini dapat membantu mengidentifikasi individu yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker tulang, sehingga deteksi dini dan tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih awal.

Lebih lanjut, dr. Dandy Drestanto Adiwignyo SpOT menjelaskan bahwa jika kanker tulang dapat terdeteksi pada stadium awal, peluang keberhasilan pengobatan dan kesembuhan pasien akan jauh lebih tinggi. Namun, sebaliknya, jika diagnosis terlambat dan kanker telah menyebar (metastasis) ke organ-organ lain di dalam tubuh, maka prognosis pasien akan menjadi lebih buruk dan risiko kematian akan meningkat. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mempermudah akses ke layanan kesehatan, dan mempertimbangkan implementasi program skrining kanker tulang merupakan langkah-langkah penting yang perlu dipertimbangkan untuk menekan angka kejadian dan meningkatkan harapan hidup pasien kanker tulang di Malang Raya dan seluruh Indonesia.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network