GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

11 Pendaki Gunung Arjuno Tersesat dan Berhasil Dievakuasi, Diduga Lewat Jalur Ilegal

Malangmalangterkini.id - Sebanyak sebelas pendaki Gunung Arjuno dilaporkan tersesat di kawasan Bukit Lincing, Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Kabupaten Malang, dan berhasil dievakuasi tim gabungan pada Kamis dini hari. Di antara rombongan tersebut, usia termuda diketahui 15 tahun. Insiden ini kembali menyoroti pentingnya kehati-hatian dan kepatuhan terhadap prosedur pendakian, terutama saat menjelang musim liburan.

Informasi mengenai pendaki yang tersesat pertama kali diterima posko setelah salah satu pendaki berhasil menghubungi rekannya di luar. Laporan ini segera ditindaklanjuti dengan pembentukan tim pencarian gabungan pada Rabu, 28 Mei 2025. Tim yang terdiri dari unsur kepolisian, SAR, dan relawan ini langsung bergerak cepat untuk menelusuri titik hilangnya rombongan sejak Rabu petang hingga akhirnya ditemukan pada Kamis dini hari.

AKP Bambang Subinajar, Kasi Humas Polres Malang, menjelaskan bahwa proses evakuasi dimulai setelah laporan masuk sekitar pukul 09.00 WIB. “Tim evakuasi terdiri dari personel Tahura, Perhutani, Bhabinkamtibmas Polsek Singosari, Babinsa, SAR Samudra, dan relawan PMI,” terang AKP Bambang saat dikonfirmasi pada Kamis, 29 Mei 2025. Ia menambahkan bahwa tim bergerak dengan sigap setelah mendapatkan koordinat lokasi dari komunikasi yang dilakukan pendaki dengan pihak luar. Komunikasi ini menjadi kunci penyelamatan, memungkinkan tim penolong untuk memfokuskan area pencarian.

AKP Bambang menjelaskan kronologi kejadian yang bermula pada Kamis dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB, ketika sebelas pendaki tersebut memulai perjalanan menuju Bukit Lincing. Dugaan sementara menyebutkan bahwa mereka memasuki area gunung melalui jalur tidak resmi via Kebun Teh Wonosari. “Mereka diduga naik melalui jalur tidak resmi via Kebun Teh Wonosari tanpa mengantongi tiket pendakian atau registrasi kepada pengelola,” kata Bambang. Ini merupakan pelanggaran serius terhadap aturan pendakian yang berlaku, yang bertujuan demi keselamatan dan keberlangsungan ekosistem gunung.

Salah satu peserta rombongan mengungkapkan bahwa pendakian ini dilakukan berdasarkan informasi yang mereka dapatkan dari video YouTube. Hal ini menjadi perhatian karena informasi yang tidak terverifikasi dan tidak resmi seringkali menyesatkan. “Rombongan sempat kehilangan arah saat berada di jalur pendakian, diduga mereka menggunakan jalur yang tidak resmi,” jelasnya. Ketergantungan pada konten media sosial tanpa validasi dari pihak berwenang dapat berakibat fatal, seperti yang terjadi pada rombongan ini. Mereka tersesat di area hutan belantara, kehilangan jejak jalur yang benar menuju puncak.

Setelah menerima laporan adanya rombongan pendaki tersesat, petugas dengan cepat berkoordinasi dengan tim SAR dan relawan kebencanaan yang berpengalaman dalam operasi penyelamatan di pegunungan. Tim gabungan ini memulai pencarian secara intensif sejak pukul 10.00 WIB. Medan yang sulit dan minimnya penerangan di malam hari menjadi tantangan tersendiri bagi tim penyelamat. Namun, berkat kegigihan dan kerja keras tim, setelah lebih dari lima jam penyisiran, seluruh pendaki akhirnya berhasil ditemukan dan dievakuasi pada pukul 15.30 WIB. Kabar baiknya, mereka ditemukan dalam kondisi selamat, meskipun mungkin mengalami kelelahan dan syok.

Berikut adalah daftar nama-nama pendaki yang berhasil dievakuasi:

  • EY (45), A (45), dan V (18), ketiganya berasal dari Jl. Plaosan Barat, Kota Malang.
  • S (18), berasal dari Wagir, Kabupaten Malang.
  • MRM (17), berasal dari Blimbing, Kota Malang.
  • AZ (46) dan NF (46), keduanya berasal dari Sapto Renggo, Kecamatan Pakis.
  • Empat orang lainnya adalah KA (42) dan LN (45) dari Lawang, NPI (15) dari Dusun Sapto Renggo, Pakis, dan KM (18) dari Dusun Krajan Tengah, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang.

“Seluruh pendaki dalam keadaan selamat, mereka kemudian diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing,” tutur AKP Bambang. Proses penyerahan ini dilakukan setelah memastikan kondisi kesehatan mereka stabil dan tidak memerlukan penanganan medis lanjutan.

Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa kejadian ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat, terutama menjelang libur panjang peringatan Kenaikan Isa Almasih. Momen libur panjang seringkali dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata alam dan melakukan pendakian. Oleh karena itu, edukasi dan imbauan mengenai keselamatan pendakian menjadi sangat krusial.

“Kami imbau masyarakat agar tidak melakukan pendakian secara sembarangan, apalagi melalui jalur tidak resmi,” tegas AKP Bambang. Ia menekankan bahwa jalur tidak resmi tidak hanya berbahaya karena tidak memiliki penanda yang jelas, tetapi juga seringkali tidak terdata oleh pihak pengelola, sehingga menyulitkan proses pencarian jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Selain itu, bagi masyarakat yang belum berpengalaman dalam pendakian, sangat disarankan untuk menggunakan jasa pemandu. Pemandu lokal biasanya memiliki pengetahuan mendalam mengenai medan, jalur, dan kondisi cuaca di gunung. “Jika belum berpengalaman, disarankan menggunakan jasa pemandu,” ujarnya.

AKP Bambang juga mengingatkan agar para pendaki selalu mematuhi prosedur yang berlaku. “Pastikan mengikuti prosedur, melapor ke pengelola, dan membawa perlengkapan memadai. Jangan hanya berbekal informasi media sosial atau video dari medsos,” pungkasnya. Melapor kepada pengelola adalah langkah penting untuk memastikan identitas dan jumlah pendaki tercatat, sehingga memudahkan proses pencarian jika terjadi insiden. Perlengkapan yang memadai, seperti peta, kompas, alat komunikasi, makanan, minuman, obat-obatan pribadi, dan pakaian hangat, juga wajib dibawa untuk mengantisipasi perubahan cuaca ekstrem di pegunungan.

Insiden ini menjadi cerminan bahwa keindahan alam Gunung Arjuno, seindah apapun, tetap menyimpan potensi bahaya jika tidak dihadapi dengan persiapan dan pengetahuan yang memadai. Penggunaan informasi dari media sosial tanpa verifikasi resmi dari pihak berwenang dapat berujung pada risiko yang tidak diinginkan. Keselamatan seharusnya menjadi prioritas utama bagi setiap individu yang memutuskan untuk menjelajahi keindahan alam liar. Dengan mematuhi peraturan, mempersiapkan diri dengan baik, dan tidak meremehkan potensi bahaya, aktivitas pendakian dapat dilakukan dengan aman dan menyenangkan. Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network