GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Disdikbud Kota Malang Kembali Menggelar Program Museum Keliling: Upaya Strategis Mengenalkan Sejarah dan Budaya Lokal kepada Generasi Muda

Malang, malangterkini.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan dan mengenalkan kekayaan sejarah serta budaya lokal kepada generasi muda melalui program inovatif Museum Keliling. Inisiatif yang telah terbukti efektif dalam menjangkau para siswa secara langsung di lingkungan sekolah ini kembali digulirkan pada tahun ini, dengan target yang lebih luas untuk menyentuh lebih banyak institusi pendidikan di Kota Malang.

Pada tahun ajaran ini, Disdikbud Kota Malang menargetkan untuk mengunjungi sebanyak 10 sekolah melalui program Museum Keliling. Sebuah langkah progresif yang menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menanamkan rasa cinta dan kepedulian terhadap warisan budaya bangsa sejak usia dini. Hingga akhir bulan April, program ini telah berhasil menyambangi lima Sekolah Dasar (SD) di berbagai penjuru Kota Malang. SDN Pisang Candi 4 menjadi sekolah kelima yang berkesempatan menerima kunjungan istimewa ini pada tanggal 29 April lalu, menandai keberhasilan pelaksanaan program pada tahap awal.

Nurman Candra Setiansyah, seorang Pamong Budaya Pertama di lingkungan Disdikbud Kota Malang, menyampaikan bahwa tujuan utama dari program Museum Keliling ini adalah untuk memperluas akses masyarakat, khususnya para siswa, terhadap keberadaan dan koleksi yang dimiliki oleh Museum Mpu Purwa. Museum Mpu Purwa sendiri merupakan sebuah institusi penting yang menyimpan berbagai artefak dan informasi berharga mengenai sejarah dan budaya Malang Raya. Melalui program keliling ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang mengenal dan memahami nilai-nilai sejarah serta kekayaan budaya yang dimiliki oleh daerah mereka.

”Kami melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan Museum Keliling pada tahun sebelumnya. Hasilnya menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi dari para siswa terhadap program ini,” ungkap Nurman Candra Setiansyah. Sambutan positif dari para siswa menjadi salah satu pendorong utama bagi Disdikbud Kota Malang untuk kembali melanjutkan dan bahkan meningkatkan skala program ini pada tahun ini. Keingintahuan dan semangat belajar para siswa ketika berinteraksi langsung dengan koleksi museum menjadi indikator keberhasilan program dalam mencapai tujuannya.

Proses pemilihan sekolah yang menjadi sasaran program Museum Keliling dilakukan secara selektif dan cermat. Prioritas diberikan kepada sekolah-sekolah yang belum pernah menerima kunjungan serupa sebelumnya. Dengan jumlah total 193 Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan 30 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Malang, belum termasuk sekolah-sekolah swasta yang juga memiliki potensi untuk dijangkau, program ini dilaksanakan secara bertahap dan terencana. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh sekolah di Kota Malang pada akhirnya akan mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam program yang sangat bermanfaat ini.

Untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), pelaksanaan kegiatan Museum Keliling dijadwalkan akan dilanjutkan pada pertengahan bulan Mei. Penjadwalan ini dilakukan setelah rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang biasanya diisi dengan berbagai kegiatan dan upacara di sekolah-sekolah. Dengan demikian, program Museum Keliling untuk jenjang SMP akan menjadi salah satu kegiatan yang memperkaya pengalaman belajar para siswa setelah mereka memperingati hari penting bagi dunia pendidikan tersebut.

Salah satu aspek menarik dari program Museum Keliling ini adalah variasi koleksi yang dibawa ke setiap sekolah. Disdikbud Kota Malang berupaya untuk menyajikan koleksi yang relevan dan menarik bagi para siswa sesuai dengan jenjang pendidikan mereka. Namun, terdapat beberapa koleksi yang hampir selalu disertakan dalam setiap kunjungan, salah satunya adalah arca Ganesha. Arca Ganesha memiliki keterkaitan yang erat dengan dunia pendidikan dalam kepercayaan Hindu, karena Ganesha dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.

”Arca Ganesha dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, arca ini sangat pas untuk diperkenalkan kepada anak-anak sebagai simbol penting dalam dunia pendidikan,” jelas Nurman Candra Setiansyah. Beliau juga menambahkan bahwa meskipun arca yang sama dibawa untuk siswa SD dan SMP, metode penyampaian materi dan kedalaman informasi yang diberikan tentu saja disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan perkembangan kognitif masing-masing jenjang pendidikan. Untuk siswa SD, penjelasan akan lebih sederhana dan fokus pada pengenalan visual serta cerita-cerita yang menarik, sementara untuk siswa SMP, materi akan disajikan dengan lebih mendalam dan melibatkan konteks sejarah serta filosofi yang lebih kompleks.

Kepala SDN Pisang Candi 4, Etik Kusweni, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan Museum Keliling di sekolahnya. Beliau menyambut baik inisiatif Disdikbud Kota Malang ini dan melihatnya sebagai sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi para siswa untuk belajar sejarah dan budaya lokal secara langsung dan interaktif.

”Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus digelar secara berkelanjutan dan bahkan lebih sering lagi. Dengan demikian, anak-anak akan semakin memiliki kesempatan untuk mengenal sejarah dan budaya Kota Malang secara lebih mendalam dan melalui pengalaman langsung,” ujar Etik Kusweni. Harapan ini mencerminkan kebutuhan dan antusiasme dari pihak sekolah terhadap program-program pendidikan yang inovatif dan mampu memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi para siswa. Kunjungan museum keliling tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga dan memiliki terhadap warisan budaya daerah sendiri.

Program Museum Keliling yang digagas oleh Disdikbud Kota Malang ini merupakan sebuah langkah strategis yang patut diapresiasi. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, upaya untuk mengenalkan dan melestarikan sejarah serta budaya lokal kepada generasi muda menjadi semakin penting. Melalui interaksi langsung dengan artefak sejarah dan penjelasan yang menarik dari para ahli, diharapkan para siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga mampu menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian terhadap identitas budaya mereka.

Keberhasilan program ini juga tidak terlepas dari adanya sinergi dan kolaborasi yang baik antara Disdikbud Kota Malang dengan pihak sekolah. Dukungan dan antusiasme dari para kepala sekolah dan guru menjadi faktor penting dalam kelancaran pelaksanaan setiap kunjungan Museum Keliling. Dengan adanya kerjasama yang solid, program ini dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat yang maksimal bagi para siswa.

Selain itu, program Museum Keliling juga memiliki potensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara umum terhadap pentingnya museum sebagai pusat pembelajaran dan pelestarian budaya. Ketika para siswa membawa pulang cerita dan pengalaman mereka dari kunjungan museum keliling, hal ini secara tidak langsung juga akan mengedukasi keluarga dan lingkungan sekitar mereka tentang kekayaan sejarah dan budaya yang dimiliki oleh Kota Malang.

Ke depannya, diharapkan program Museum Keliling ini dapat terus dikembangkan dan diperluas jangkauannya, tidak hanya terbatas pada sekolah negeri tetapi juga merangkul sekolah-sekolah swasta di Kota Malang. Selain itu, inovasi dalam penyajian materi dan interaksi dengan para siswa juga perlu terus dilakukan agar program ini tetap relevan dan menarik bagi generasi muda yang tumbuh di era digital ini. Pemanfaatan teknologi seperti augmented reality atau virtual reality dalam menyajikan koleksi museum secara interaktif di sekolah-sekolah dapat menjadi salah satu terobosan yang menarik untuk dipertimbangkan.

Dengan komitmen yang kuat dari Disdikbud Kota Malang dan dukungan dari berbagai pihak, program Museum Keliling diharapkan dapat terus menjadi garda terdepan dalam upaya mengenalkan, melestarikan, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah serta budaya lokal di kalangan generasi muda Kota Malang. Inisiatif ini bukan hanya sekadar program pendidikan, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang dalam membangun karakter bangsa yang memiliki pemahaman yang kuat tentang akar sejarah dan identitas budayanya. Melalui program seperti ini, diharapkan Kota Malang akan terus melahirkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kebanggaan dan kepedulian terhadap warisan budaya luhur yang mereka miliki.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network