Malang, malangterkini.id - Sebanyak 230 personel ojek online (ojol) yang mewakili berbagai komunitas di Malang Raya berkumpul di Wisata Petik Madu, Lawang, pada 20 Mei kemarin. Mereka bersiap untuk melakukan konvoi ke Surabaya dengan satu tujuan: menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak-pihak terkait. Para pengemudi ojol ini berasal dari beragam komunitas, termasuk One Peace Ngalam, TRC PDOI, Sindrom Malang, DOC Malang, dan GARASI, serta melibatkan pengemudi dari tiga platform besar: Gojek, Grab, dan Shopee.
Tujuan utama keberangkatan mereka ke Surabaya adalah untuk menyuarakan sejumlah tuntutan yang telah lama menjadi perhatian para pengemudi. Aspirasi tersebut mencakup penurunan potongan aplikasi menjadi 10 persen, penerbitan regulasi tarif yang jelas untuk pengantaran makanan dan barang, kenaikan tarif layanan antar penumpang, serta tarif bersih yang transparan antara mitra pengemudi dan pihak aplikator.
AKP Bambang Subinajar, Kasi Humas Polres Malang, menjelaskan bahwa massa pengemudi ojol ini dijadwalkan akan menggelar aksi di tujuh titik strategis di Surabaya. Titik-titik tersebut meliputi kantor Dishub Jatim, Diskominfo Surabaya, Mapolda Jatim, serta kantor perwakilan beberapa perusahaan aplikator besar. "Massa dijadwalkan menggelar aksi di tujuh titik, termasuk kantor Dishub Jatim, Diskominfo Surabaya, Mapolda Jatim, serta kantor perwakilan sejumlah aplikator," kata Bambang.
Pengawalan Ketat Demi Keamanan dan Ketertiban
Demi menjamin kelancaran dan keamanan perjalanan para pengemudi ojol, Satlantas Polres Malang turut memberikan pengawalan langsung. Bambang menerangkan bahwa keberangkatan rombongan ini dikawal hingga perbatasan Pasuruan. "Pengawalan kemudian dilanjutkan personel dari Polres Pasuruan," terang Bambang. Langkah pengawalan ini bukan tanpa alasan, melainkan sebagai upaya pengamanan di jalan raya guna menjaga ketertiban umum dan menjamin keselamatan baik bagi peserta konvoi maupun masyarakat pengguna jalan lainnya.
Polres Malang menegaskan bahwa mereka memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Namun, hal itu harus dilakukan dengan tetap mengedepankan aspek keamanan dan ketertiban. Pihak kepolisian berharap aksi yang digelar di Surabaya dapat berjalan damai hingga seluruh peserta kembali ke daerah masing-masing. "Kami harap aksi berjalan damai hingga kembali ke daerah masing-masing," pungkas Bambang, menegaskan komitmen kepolisian untuk memfasilitasi hak berekspresi sambil menjaga kondisi kondusif.
Dampak dan Harapan Para Pengemudi Ojol
Aksi konvoi ini mencerminkan keresahan yang mendalam di kalangan pengemudi ojol terkait kebijakan tarif dan potongan aplikasi yang dirasa memberatkan. Dengan semakin meningkatnya biaya operasional dan kondisi ekonomi yang menantang, para pengemudi berharap tuntutan mereka dapat didengar dan direspons positif oleh pemerintah serta pihak aplikator. Regulasitarif yang jelas dan transparan menjadi kunci untuk memastikan pendapatan yang layak bagi para pengemudi yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.
Selain itu, harapan untuk adanya tarif layanan antar penumpang yang lebih tinggi juga menjadi prioritas. Penyesuaian tarif dianggap penting untuk mengimbangi biaya bahan bakar, perawatan kendaraan, serta jam kerja yang panjang. Para pengemudi juga menyoroti pentingnya tarif bersih yang adil, yang berarti mereka ingin transparansi lebih lanjut mengenai berapa persen pendapatan yang benar-benar masuk ke kantong mereka setelah dipotong oleh aplikasi.
Aksi damai yang diiringi dengan pengawalan kepolisian ini diharapkan dapat menjadi contoh bagaimana aspirasi publik dapat disampaikan secara tertib dan aman. Keberangkatan ratusan pengemudi ojol ini menunjukkan solidaritas kuat di antara mereka dan tekad untuk memperjuangkan hak-hak mereka demi kesejahteraan yang lebih baik.