Malang, malangterkini.id - Aparat kepolisian Resor Malang terus menunjukkan komitmen kuat dalam mengungkap tuntas kasus pelemparan batu yang menyasar bus tim sepak bola Persik Kediri. Insiden tidak terpuji ini terjadi seusai pertandingan lanjutan kompetisi Liga 1 yang mempertemukan Persik Kediri dengan tuan rumah Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Upaya investigasi mendalam terus dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mengidentifikasi dan menangkap para pelaku yang bertanggung jawab atas tindakan kriminal tersebut.
Hingga saat ini, tim penyidik Polres Malang telah bergerak cepat dan proaktif dalam mengumpulkan berbagai informasi dan bukti terkait insiden pelemparan tersebut. Langkah awal yang diambil adalah dengan melakukan pemeriksaan intensif terhadap sejumlah saksi yang diduga memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kejadian tersebut. Belasan saksi telah dimintai keterangan secara detail guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kronologi kejadian, ciri-ciri pelaku, serta motif di balik aksi pelemparan batu yang membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial tim Persik Kediri.
Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polres Malang, Inspektur Polisi Dua (Ipda) Dicka Ermantara, melalui keterangan resminya kepada awak media pada hari Jumat, 16 Mei 2025, menyampaikan perkembangan terkini dari proses penyelidikan yang sedang berjalan. Beliau mengungkapkan bahwa hingga saat ini, pihaknya telah memeriksa sebanyak lima belas orang saksi yang dianggap relevan dengan kasus pelemparan bus Persik Kediri.
Adapun identitas dan peran dari kelima belas saksi yang telah dimintai keterangan tersebut meliputi berbagai pihak yang terlibat dalam atau menyaksikan secara langsung kejadian tersebut. Di antaranya adalah sopir bus yang mengemudikan kendaraan tim Persik Kediri saat insiden terjadi, koordinator lapangan (korlap) yang bertanggung jawab atas keamanan dan kelancaran perjalanan tim, sejumlah suporter yang berada di sekitar lokasi kejadian, media officer tim Persik Kediri yang bertugas mendokumentasikan kegiatan tim, serta beberapa saksi lain yang dianggap memiliki informasi penting terkait kasus ini. Keterangan dari berbagai pihak ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang komprehensif dan membantu penyidik dalam merangkai peristiwa secara utuh.
Selain mengandalkan keterangan dari para saksi mata, pihak kepolisian juga memanfaatkan teknologi dan bukti-bukti visual untuk memperkuat proses penyelidikan. Salah satu langkah krusial yang tengah dilakukan adalah menganalisis secara seksama rekaman kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di sekitar lokasi terjadinya pelemparan. Rekaman CCTV ini diharapkan dapat merekam secara jelas detik-detik terjadinya insiden, termasuk mengidentifikasi ciri-ciri fisik pelaku, kendaraan yang digunakan (jika ada), serta arah pelarian setelah melakukan aksi pelemparan. Analisis rekaman CCTV membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus untuk memastikan keakuratan informasi yang diperoleh.
Tidak hanya itu, pihak kepolisian juga aktif mengumpulkan dan menganalisis berbagai video yang beredar luas di platform media sosial terkait insiden pelemparan bus Persik Kediri. Di era digital ini, informasi dan dokumentasi visual seringkali tersebar dengan cepat melalui berbagai platform media sosial. Video-video yang diunggah oleh para saksi mata, suporter, maupun pihak lain yang berada di lokasi kejadian dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi tim penyidik. Termasuk di antaranya adalah video yang direkam langsung oleh tim Persik Kediri dari dalam bus sesaat setelah insiden pelemparan terjadi. Video ini tentu dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kerusakan yang dialami bus serta kondisi para pemain dan ofisial tim setelah kejadian.
Ipda Dicka Ermantara lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam proses penyelidikan yang sedang berjalan ini, pihaknya telah berhasil mengumpulkan sejumlah besar video yang beredar di berbagai platform media sosial. Saat ini, tim ahli sedang melakukan analisis mendalam terhadap video-video tersebut untuk mencari petunjuk-petunjuk yang dapat mengarah pada identifikasi pelaku. Beliau juga menambahkan bahwa pihak kepolisian telah mengantongi rekaman dari setidaknya empat titik kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di sekitar lokasi kejadian. Rekaman dari berbagai sudut pandang ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai situasi sebelum, saat, dan setelah insiden pelemparan terjadi.
Meskipun berbagai upaya penyelidikan telah dilakukan secara intensif, termasuk pemeriksaan belasan saksi dan analisis rekaman visual, hingga saat ini Polres Malang belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus pelemparan batu terhadap bus tim Persik Kediri yang terjadi pada hari Minggu, 11 Mei 2025. Proses identifikasi pelaku memang membutuhkan waktu dan ketelitian untuk memastikan bahwa penetapan tersangka dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang kuat dan tidak menimbulkan kesalahan hukum di kemudian hari. Pihak kepolisian berkomitmen untuk terus bekerja keras dan profesional dalam mengungkap kasus ini hingga tuntas.
Sebagai informasi latar belakang, insiden pelemparan yang tidak menyenangkan ini terjadi setelah tim Persik Kediri berhasil meraih kemenangan telak dengan skor 3-0 atas tuan rumah Arema FC dalam pertandingan lanjutan kompetisi Liga 1 yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada hari Minggu, 11 Mei 2025. Kemenangan tandang yang membanggakan ini justru ternoda oleh aksi kekerasan yang menimpa rombongan tim Persik Kediri saat perjalanan pulang.
Bus yang membawa para pemain, pelatih, dan ofisial tim berjuluk Macan Putih tersebut diduga kuat menjadi sasaran penyerangan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Akibat aksi pelemparan batu tersebut, kaca samping bus mengalami kerusakan yang cukup parah, bahkan dilaporkan pecah berlubang. Lebih menyedihkan lagi, insiden ini menyebabkan dua anggota tim Persik Kediri mengalami luka-luka akibat terkena serpihan kaca. Identitas dan kondisi terkini dari kedua anggota tim yang terluka tersebut belum diungkapkan secara detail oleh pihak kepolisian maupun manajemen tim Persik Kediri.
Pertandingan antara Arema FC dan Persik Kediri sendiri berlangsung dengan tensi yang cukup tinggi di atas lapangan hijau. Meskipun bertindak sebagai tim tamu, Persik Kediri mampu menunjukkan performa yang gemilang dan mendominasi jalannya pertandingan. Mereka berhasil membungkam ribuan suporter tuan rumah dengan mencetak tiga gol tanpa balas. Gol-gol kemenangan Persik Kediri dicetak oleh Vava Mario Yagalo pada menit ke-25, Ramiro Fergonzi pada menit ke-72, dan Ze Valente pada menit ke-82.
Selain skor yang mencolok, jalannya pertandingan juga diwarnai dengan insiden kartu merah yang diterima oleh salah seorang pemain kunci Arema FC, Johan Alfarizi, pada menit ke-62. Kartu merah ini tentu semakin menyulitkan langkah Arema FC untuk mengejar ketertinggalan dan pada akhirnya harus mengakui keunggulan Persik Kediri di kandang sendiri. Kemenangan telak ini sangat berarti bagi Persik Kediri karena berhasil membawa pulang tiga poin penuh dari lawatan yang cukup berat ke Malang.
Insiden pelemparan bus tim Persik Kediri ini tentu sangat disayangkan dan mendapatkan kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk manajemen kedua tim, PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1, serta para suporter sepak bola di seluruh Indonesia. Tindakan kekerasan semacam ini tidak memiliki tempat dalam dunia olahraga, khususnya sepak bola, yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, persahabatan, dan persaudaraan.
Polres Malang diharapkan dapat segera mengungkap kasus ini dan menangkap para pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka sesuai dengan hukum yang berlaku. Penegakan hukum yang tegas diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku kekerasan lainnya dan menciptakan iklim yang aman dan kondusif bagi seluruh pihak yang terlibat dalam kompetisi sepak bola di Indonesia. Selain itu, kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban, baik di dalam maupun di luar stadion, demi kelancaran dan kemajuan sepak bola Indonesia.