Malang, malangterkini.id - Selama ini, Yogyakarta identik dengan bakpia, sebuah asosiasi yang begitu kuat hingga terkadang terasa berlebihan, bahkan cenderung usang. Persepsi ini seakan menempatkan bakpia sebagai hak paten kuliner Jogja, mengesampingkan potensi kudapan serupa di kota lain. Memang tidak bisa dipungkiri, bakpia paling populer berasal dari kota pelajar tersebut. Namun, bukan berarti tidak ada kota lain yang memiliki bakpia dengan kualitas yang sepadan, bahkan mungkin melampauinya.
Malang, sebuah kota di Jawa Timur yang lebih dikenal sebagai surga bakso, ternyata menyimpan harta karun kuliner lain yang tak kalah memikat: pia kering. Banyak orang belum menyadari bahwa Malang juga menghasilkan pia kering yang kelezatannya tak kalah, bahkan berani diadu dengan bakpia Jogja. Masyarakat Malang sendiri sering menyebutnya sebagai "pia kering".
Beberapa waktu lalu, pernah muncul argumen bahwa kuliner Jogja, termasuk bakpia, kesulitan menembus selera lidah masyarakat Malang. Bahkan, ada yang berani menyatakan bahwa bakpia Jogja "tunduk" di hadapan pia kering Malang, seolah tak ada apa-apanya. Ironisnya, potensi pia kering Malang ini masih kurang terangkat ke permukaan, belum digembar-gemborkan sebagai rival sepadan bagi bakpia Jogja yang telah lebih dulu mendunia.
Mengenal Lebih Dekat Pia Kering Malang
Bagi para pelancong atau mereka yang baru pertama kali berkunjung ke Malang, pia kering adalah oleh-oleh yang wajib dibawa pulang. Salah satu merek pia kering yang paling ikonik dan telah melegenda adalah Pia Cap Mangkok. Merek ini telah eksis di Malang sejak akhir dekade 1950-an dan menjadi pilihan utama bagi penduduk lokal maupun wisatawan. Hampir setiap warga Malang mengenal dan setidaknya pernah mencicipi kelezatan pia kering dari Pia Cap Mangkok.
Kehadiran Pia Cap Mangkok bisa dibilang menjadi pionir yang memicu perkembangan ekosistem bakpia/pia di Malang. Kini, pia kering Malang tidak hanya didominasi oleh satu merek saja. Banyak produsen pia kering lain bermunculan, mulai dari skala rumahan hingga industri yang cukup besar, dengan variasi harga yang beragam, dari yang terjangkau hingga premium.
Penamaan "pia kering" sendiri sangat sederhana, merujuk pada tekstur bagian luarnya yang renyah dan kering. Pia kering memiliki sensasi crunchy dan lebih mengembang (puffy) dibandingkan bakpia yang cenderung lebih lembut dan basah. Inilah yang menjadi pembeda utama antara pia kering Malang dan rivalnya dari Kota Istimewa. Perbedaan tekstur inilah yang, bagi sebagian lidah, menjadikan pia kering Malang terasa lebih istimewa, bahkan mampu menyaingi, atau mungkin mengungguli, bakpia Jogja.
Sensasi Rasa yang Melampaui Bakpia Jogja
Bayangkan sebuah kudapan bundar pipih, dengan kulit luar yang kering, renyah, dan gurih, namun isian di dalamnya begitu lembut dan manis. Sebuah perpaduan tekstur dan rasa yang sempurna. Ketika digigit, kombinasi sempurna ini melebur di lidah, dan kenikmatannya semakin paripurna jika disambut dengan seruputan kopi hitam hangat. Sebuah imajinasi yang menggoda, bukan?
Kenikmatan itulah yang kerap dirasakan saat menyantap pia kering Malang. Ada kombinasi tekstur kering di luar dan lembut di dalam. Ada perpaduan rasa gurih dan manis yang kemudian disempurnakan oleh sentuhan pahit-asam dari kopi. Pengalaman menikmati pia kering Malang ini terasa begitu memuaskan, sebuah sensasi yang jarang ditemukan saat menikmati bakpia Jogja.
Menurut beberapa penikmat, bakpia Jogja memiliki tekstur yang cenderung monoton. Kulit dan isiannya sama-sama lembut, seolah menyatu tanpa memberikan kejutan tekstur. Kulitnya pun terasa terlalu tipis. Meskipun tetap enak, sensasi yang diberikan tidak sevariatif pia kering Malang. Bagi yang penasaran, sangat disarankan untuk mencoba sendiri dan merasakan perbedaannya. Banyak yang meyakini bahwa setelah mencicipi, akan sepakat bahwa pia kering Malang menawarkan pengalaman rasa yang lebih kaya.
Malang Siap Menandingi Pamor Bakpia Jogja
Tentu, opini mengenai pia kering yang lebih unggul dari bakpia mungkin terkesan bias atau sangat subjektif, terutama jika diutarakan oleh penduduk asli Malang yang lidahnya telah terbiasa dengan cita rasa lokal. Namun, argumen ini bukan sekadar klaim kosong. Ada keyakinan kuat bahwa pia kering Malang memang memiliki keunggulan yang patut diperhitungkan. Keraguan mungkin ada, tetapi pembuktian melalui indra perasa adalah cara terbaik untuk menguji klaim ini.
Maka, mari kita perjelas peta persaingan kuliner bakpia ini. Pamor Jogja sebagai penghasil bakpia terbaik dan bakpia Jogja sebagai bakpia terunggul kini mulai menghadapi tantangan. Meskipun masih berada di puncak, Jogja dan bakpianya perlu mewaspadai. Malang, dengan pia keringnya yang khas, siap datang untuk berkompetisi, bahkan menandingi dominasi bakpia Jogja di kancah kuliner nasional. Ini bukan hanya sekadar klaim lokal, melainkan sebuah undangan untuk menjelajahi kekayaan rasa yang mungkin selama ini tersembunyi.