Malang, malangterkini.id - Pada Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, 17 Agustus lalu, sebuah pemandangan tak biasa terlihat di Kota Malang. Ratusan siswa, guru, dan staf SMAN 8 Kota Malang menggelar upacara bendera di Jalan Raya Veteran, sebuah ruas jalan yang sibuk dan biasanya dipenuhi kendaraan. Untuk kelancaran acara yang sakral ini, Jalan Veteran terpaksa ditutup total, menyebabkan arus lalu lintas di sekitarnya terhambat selama beberapa jam.
Keputusan menggelar upacara di jalan raya ini diambil karena sekolah tidak memiliki lapangan yang memadai untuk menampung seluruh peserta. Lapangan outdoor yang sebelumnya sering digunakan oleh SMAN 8 telah diambil alih kembali oleh pemilik asetnya, Universitas Negeri Malang (UM). Lahan tersebut, yang merupakan aset milik UM, telah dipinjam-pakaikan kepada SMAN 8 sejak tahun 1973. Saat itu, SMAN 8 baru didirikan dengan status sebagai Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PSPP) IKIP Malang, nama lama dari UM.
Menurut informasi yang beredar, masa pinjam-pakai lahan tersebut seharusnya berakhir pada 27 Februari 2026. Namun, karena UM juga membutuhkan asetnya, pengambilalihan lahan tersebut dilakukan lebih awal, yaitu pada bulan Mei lalu. Lapangan ini sebelumnya menjadi lokasi utama bagi SMAN 8 untuk mengadakan berbagai kegiatan yang melibatkan banyak siswa.
Dari pengamatan langsung di lokasi oleh Jawa Pos Radar Malang, ratusan siswa SMAN 8 tampak berbaris rapi memenuhi jalur Jalan Veteran tepat di depan sekolah mereka. Di kedua sisi, baik di sisi timur maupun barat, telah dipasang water barrier dan dijaga oleh petugas untuk memastikan kelancaran upacara. Penutupan jalan berlangsung dari pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, durasi yang dibutuhkan untuk upacara bendera.
Imbas dari penutupan jalan ini, kendaraan yang datang dari arah Jalan Bandung yang ingin menuju ke barat ke simpang empat Jalan Veteran harus memutar balik di area Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati. Namun, bagi kendaraan dari arah barat, mereka masih bisa melintas. Hal ini karena penutupan hanya dilakukan di sisi selatan median jalan, yaitu jalur dari Jalan Bandung ke Jalan Veteran. Sebaliknya, jalur dari Jalan Veteran ke Jalan Bandung tetap dibuka dan dapat dilalui kendaraan seperti biasa.
Kepala SMAN 8 Kota Malang, Nuraeni, menjelaskan bahwa total ada 950 siswa yang ikut serta dalam upacara tersebut. Ditambah dengan sekitar 100 guru dan tenaga kependidikan, serta beberapa alumni yang turut hadir, jumlah peserta upacara sangatlah banyak. "Sangat tidak memungkinkan memakai lapangan indoor di sekolah, karena kapasitasnya tidak sampai 500 orang," ujar Nuraeni saat ditemui di sekolahnya.
Nuraeni menegaskan bahwa upacara 17 Agustus adalah momen yang sakral dan semua warga negara berhak merayakannya. Melihat tingginya antusiasme dari tahun ke tahun, Nuraeni memutuskan untuk mengambil langkah berani dengan mengajukan izin penutupan Jalan Veteran kepada sejumlah instansi terkait, termasuk Dinas Perhubungan dan Satlantas Polresta Kota Malang. Usahanya membuahkan hasil, Nuraeni mendapatkan izin dengan syarat penutupan hanya boleh berlangsung selama dua jam.
Sebelumnya, Nuraeni sempat menerima tawaran untuk menggunakan lapangan milik Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Malang dan Batu Provinsi Jawa Timur. Namun, ia menilai opsi tersebut tidak realistis karena jaraknya yang cukup jauh. "Tidak mungkin memindah ribuan murid dan guru, apalagi jauh dari wilayah kami," jelas Nuraeni. Oleh karena itu, ia memilih untuk meminta waktu dua jam saja menggunakan Jalan Veteran, sebuah solusi yang akhirnya disepakati demi kelancaran upacara.