GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Dilema Larangan Impor Pakaian Bekas: Pelaku Usaha di Malang Minta Pemerintah Kaji Ulang Dampak pada Sektor Thrifting

Malang, malangterkini.id - Kebijakan pemerintah yang memberlakukan larangan ketat terhadap impor pakaian bekas, atau yang dikenal dengan istilah ball thrift, diprediksi akan menimbulkan konsekuensi signifikan bagi industri thrifting yang kini tengah tumbuh pesat dan menjadi salah satu sektor ekonomi kreatif di berbagai wilayah, termasuk di Kota Malang.

Kekhawatiran tersebut disampaikan secara langsung oleh Rizky Adam, seorang pemilik Thrifting Shop di Malang, yang juga merupakan salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di segmen fesyen bekas.

Dampak pada Pasokan dan Adaptasi Usaha

Menurut pandangan Rizky, keputusan untuk menghentikan keran impor pakaian bekas secara otomatis akan memengaruhi ketersediaan pasokan barang dagangan yang selama ini diandalkan oleh para pelaku usaha thrift. Barang impor merupakan sumber utama dari stok barang bekas yang dijual di pasaran.

Meskipun demikian, ia mencatat bahwa komunitas UMKM di bidang ini telah menunjukkan upaya adaptasi. Banyak yang mulai beralih fokus dari barang impor (ball thrift) ke penjualan barang preloved. Barang preloved didefinisikan sebagai pakaian bekas yang diperoleh dari individu atau perorangan yang menjual koleksi pribadi mereka, bukan berasal dari kiriman kontainer impor.

"Sebagai penggiat thrift, pasti akan berkurang pasokan barang impor itu sendiri. Tapi sekarang banyak teman-teman UMKM thrift yang beralih ke barang preloved, yang didapat dari perorangan yang menjual barang pribadi miliknya," ujar Rizky kepada detikJatim pada hari Selasa (4/11/2025).

Argumen Kritis: Bukan Pakaian Bekas, Melainkan Produk Tiongkok Murah

Rizky Adam menyerukan agar kebijakan pelarangan impor pakaian bekas ini ditinjau dan dikaji ulang dengan pendekatan yang lebih arif. Ia berpendapat bahwa perbandingan antara barang bekas impor dan produk tekstil lokal tidak dapat disamakan secara langsung atau apple to apple.

Pihaknya juga dengan tegas membantah anggapan bahwa menjamurnya barang bekas impor adalah akar utama dari menurunnya daya saing industri tekstil di dalam negeri. Ia justru menyoroti adanya faktor lain yang jauh lebih dominan.

Menurut Rizky, tantangan terbesar yang dihadapi industri tekstil lokal saat ini adalah banjirnya produk tekstil impor baru yang berasal dari Tiongkok. Produk-produk ini dijual di pasaran Indonesia dengan harga yang jauh lebih murah, menciptakan persaingan harga yang sulit ditandingi oleh produsen lokal.

"Yang terjadi sebenarnya, industri tekstil lokal kalah bersaing dengan barang impor baru dari China yang semakin masif di Indonesia, dengan harga yang jauh berbeda dari produk lokal," tambahnya, memberikan perspektif alternatif mengenai masalah daya saing.

Kolaborasi dengan Produk Lokal dan Kepatuhan Warga Negara

Rizky, yang telah berkecimpung dalam dunia thrifting sejak tahun 2000, juga menyoroti upaya para pelaku thrift di Malang untuk menjalin kolaborasi dan sinergi dengan produk-produk lokal.

Ia memberikan bukti dengan merujuk pada keikutsertaan mereka dalam berbagai kegiatan bersama, seperti acara Dalbofest. Dalam acara semacam itu, produk thrift dan produk lokal terbukti dapat berdiri berdampingan dan berjalan secara harmonis tanpa saling merugikan atau mematikan.

"Di event seperti Dalbofest, kami selalu berdampingan dengan produk lokal dan semuanya bisa berjalan setara. Tidak ada bukti bahwa barang bekas mematikan produk lokal," jelasnya, menepis stigma negatif yang sering dialamatkan pada sektor thrifting.

Pada akhirnya, meskipun menyuarakan kritik dan harapannya, Rizky Adam menegaskan bahwa ia dan komunitasnya akan tetap menghormati dan mematuhi setiap kebijakan yang telah diputuskan oleh pemerintah.

Ia berharap penuh bahwa keputusan yang diambil oleh pihak berwenang merupakan jalan terbaik dan telah mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan industri besar, pelaku UMKM seperti mereka, dan masyarakat secara luas.

"Terkait apapun itu, kami sebagai warga negara Indonesia akan mengikuti kebijakan pemerintah apabila itu yang menjadi jalan terbaik, karena kami yakin pemerintah lebih tahu apa yang terbaik untuk warganya," pungkasnya.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network