Kota Batu, malangterkini.id - Pagi yang seharusnya disambut dengan rutinitas harian yang tenang di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, seketika berubah menjadi suasana duka dan kepedihan. Warga setempat digegerkan oleh sebuah insiden tragis yang melibatkan seorang penduduk laki-laki. Pria tersebut, yang belakangan diketahui berinisial RYP (30), ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya sendiri. Berdasarkan temuan awal di Tempat Kejadian Perkara (TKP), korban diduga kuat telah mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di salah satu kusen jendela kamar pribadinya.
Peristiwa ini, yang terjadi di lingkungan domestik yang seharusnya menjadi tempat teraman, memberikan pukulan telak bagi keluarga dan menimbulkan keprihatinan mendalam mengenai kesehatan mental di tengah masyarakat. Kepergian mendadak RYP pada usia yang masih tergolong muda menjadi pengingat yang menyakitkan tentang perjuangan senyap yang mungkin dialami oleh seseorang, jauh dari perhatian publik.
Kronologi Penemuan oleh Ayah Korban
Korban, yang berusia 30 tahun, pertama kali ditemukan oleh ayah kandungnya sendiri. Penemuan yang memilukan ini terjadi pada Senin, 3 November 2025, sekitar pukul 05.00 WIB, saat fajar baru saja menyingsing. Ayah korban, sesuai dengan kebiasaan dan naluri orang tua, berniat membangunkan putranya untuk memulai hari.
Kasi Humas Polres Batu, Iptu M Huda, menjelaskan detail kronologi penemuan yang tragis tersebut. Sang ayah awalnya mendatangi kamar RYP dan mencoba membangunkan putranya dengan mengetuk pintu kamar berulang kali.
"Awalnya, pintu kamar diketuk beberapa kali, namun tidak kunjung ada respons atau jawaban dari dalam kamar. Hal ini menimbulkan kecurigaan dan rasa khawatir pada orang tua korban," terang Iptu M Huda.
Kecurigaan ini semakin menguat ketika ayah korban mencoba membuka pintu kamar. Ternyata, pintu kamar korban ditemukan dalam kondisi terkunci dari dalam. Situasi ini mengindikasikan bahwa tindakan tersebut dilakukan secara sadar dan terisolasi oleh korban.
Detik-detik Penemuan yang Mengejutkan
Karena pintu kamar terkunci dan kekhawatiran yang semakin memuncak, orang tua korban kemudian memutuskan untuk mencari cara lain guna memastikan kondisi anaknya. Mereka mencoba mengintip atau melihat ke dalam kamar melalui celah atau jendela kamar.
Saat itulah, pemandangan yang tak pernah terbayangkan muncul di hadapan sang ayah. Rasa cemas berubah menjadi syok yang luar biasa. Korban ditemukan dalam keadaan tewas tergantung di kusen jendela kamar. Posisi korban saat ditemukan juga memberikan detail yang menyayat hati: ia ditemukan dalam posisi duduk dengan leher terjerat oleh sebuah syal.
Iptu Huda merinci temuan yang memperkuat dugaan bunuh diri tersebut: "Saat itu, orang tua korban kaget luar biasa melihat sang anak dalam kondisi gantung diri di kusen jendela. Detilnya, korban ditemukan dengan posisi duduk dan leher terikat syal klub sepakbola Arema." Penggunaan syal, khususnya syal dengan logo klub sepak bola, menunjukkan adanya kemungkinan identitas atau hal yang signifikan bagi korban, meskipun motif utamanya tentu masih menjadi misteri.
Melihat kondisi putranya yang sudah tak bernyawa dan tergantung, orang tua korban langsung bergegas mencari pertolongan. Mereka segera meminta bantuan dari kerabat dekat dan tetangga.
Laporan Polisi dan Tindakan Selanjutnya
Meskipun penemuan terjadi sekitar pukul 05.00 WIB, insiden ini baru dilaporkan secara resmi kepada pihak kepolisian setempat beberapa jam kemudian, yaitu sekitar pukul 08.00 WIB. Jeda waktu ini kemungkinan disebabkan oleh syok mendalam dan kebutuhan keluarga untuk berkonsolidasi serta mencari bantuan awal.
Setelah laporan diterima, petugas kepolisian dari Polres Batu segera merespons. Tim identifikasi dan Unit Reskrim langsung menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Kecamatan Bumiaji. Prioritas utama polisi di TKP adalah mengamankan lokasi, melakukan olah TKP, serta mengumpulkan data dan bukti terkait insiden dugaan bunuh diri tersebut.
"Setelah menerima laporan yang masuk, petugas kepolisian langsung menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data, mencatat keterangan saksi, dan mengamankan barang bukti untuk memastikan tidak ada unsur pidana lain selain dugaan bunuh diri," tandas Kasi Humas Polres Batu, Iptu M Huda.
Proses penyelidikan yang dilakukan polisi akan mencakup pemeriksaan forensik singkat di lokasi, memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan lain pada tubuh korban, dan mengumpulkan informasi dari pihak keluarga atau lingkungan terdekat mengenai kondisi psikologis korban sebelum kejadian. Meskipun dugaan kuat mengarah pada tindakan bunuh diri, prosedur investigasi tetap harus dijalankan untuk menutup semua kemungkinan.
Refleksi dan Imbauan Kesehatan Mental
Peristiwa tragis yang menimpa RYP di Bumiaji kembali memicu refleksi serius mengenai pentingnya kesadaran akan masalah kesehatan mental. Kasus-kasus bunuh diri seringkali menjadi puncak gunung es dari perjuangan panjang melawan depresi, kecemasan, atau tekanan hidup yang tak tertanggulangi.
Masyarakat, khususnya di sekitar Kota Batu, diimbau untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku dan kondisi emosional orang-orang terdekat. Gejala seperti menarik diri dari pergaulan, perubahan pola tidur dan makan, serta menunjukkan keputusasaan atau kesedihan yang mendalam, harus dianggap sebagai tanda bahaya.
Keluarga, teman, dan lingkungan sosial memiliki peran krusial sebagai sistem pendukung awal. Mengajak bicara secara terbuka, mendengarkan tanpa menghakimi, dan memfasilitasi akses ke bantuan profesional adalah langkah-langkah vital yang dapat menyelamatkan nyawa. Tragedi di Bumiaji ini adalah pengingat menyakitkan bahwa kesehatan mental adalah isu serius yang memerlukan perhatian dan penanganan komprehensif dari semua pihak.


.png)


