Malang, malangterkini.id - Ketenangan pagi hari di Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, seketika berubah menjadi duka yang mencekam pada hari Sabtu, tanggal 6 Desember 2025. Sebuah insiden alam yang mematikan telah terjadi, merenggut nyawa seorang ibu rumah tangga dalam keadaan yang sangat tragis dan tak terduga. Korban, yang sedang menjalankan rutinitas pagi hari, tewas seketika setelah tertimpa oleh pohon raksasa yang roboh dan menimpa fasilitas kamar mandi umum yang tengah digunakannya. Peristiwa pilu ini menjadi sebuah pukulan keras dan pengingat yang sangat menyakitkan akan kekuatan tak terduga dari alam, terutama setelah wilayah tersebut dilanda hujan deras yang berkepanjangan selama dua hari penuh.
Wilayah Malang Raya, termasuk Kecamatan Lawang, telah berada di bawah tekanan curah hujan yang ekstrem. Hujan yang turun secara intens dan tanpa henti sejak Kamis hingga malam hari Jumat sebelum kejadian, telah menciptakan kondisi tanah yang sangat kritis. Air hujan yang meresap dalam jumlah masif ke dalam lapisan tanah menyebabkan struktur tanah menjadi jenuh air, kehilangan kepadatan aslinya, dan menjadi sangat labil. Kondisi geologis yang rapuh dan jenuh inilah yang menjadi biang keladi di balik robohnya pohon beringin yang usianya sudah sangat tua dan ukurannya sangat besar, sebuah bencana yang seolah sudah menunggu waktu untuk terjadi.
Identitas korban yang gugur dalam musibah menyedihkan ini telah dikonfirmasi. Beliau adalah Nur Rohma, seorang wanita berusia 56 tahun, yang merupakan warga komunitas lokal yang tinggal di Jalan Dorowati Barat RT 03 RW 04, termasuk dalam wilayah administrasi Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang. Lokasi persis dari kejadian fatal pohon tumbang ini dilaporkan berada di area Dusun Pakutukan, sebuah titik komunal yang sering menjadi tempat aktivitas bersama bagi warga sekitar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang segera bergerak cepat untuk memverifikasi dan menangani insiden ini. Sadono Irawan, yang mengemban tugas sebagai Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, memberikan konfirmasi resmi mengenai musibah yang menelan satu korban jiwa ini. Dalam penjelasannya, Bapak Sadono menegaskan kembali bahwa hujan dengan intensitas mulai dari sedang hingga tinggi yang mengguyur sejak hari Kamis hingga Jumat malam telah menjadikan tanah di sekitar area kejadian berada dalam kondisi yang sangat genting dan tidak stabil.
Kondisi tanah yang kehilangan daya dukungnya ini kemudian memicu kegagalan struktural pada pohon beringin yang ukurannya tergolong monumental. Pohon tersebut memiliki diameter batang yang luar biasa besar, berkisar antara 150 hingga 200 sentimeter, dan menjulang tinggi hingga mencapai 30 hingga 40 meter di langit Lawang. Dimensi yang masif ini menjelaskan mengapa dampak keruntuhannya begitu menghancurkan. Faktor cuaca ekstrem, yang secara langsung menyebabkan ketidakstabilan tanah, ditetapkan sebagai penyebab utama dan tak terbantahkan dari insiden pohon tumbang ini, yang sayangnya menimpa fasilitas umum saat sedang digunakan.
Sadono Irawan memberikan laporan kerugian yang lebih detail dan mengerikan. "Robohnya pohon beringin raksasa ini memiliki dampak ganda. Selain menimpa langsung bangunan kamar mandi umum, kekuatan tumbangnya juga menyebabkan kerusakan geologis di sekitarnya," jelasnya, dikutip dari sumber BeritaJatim. Ia melanjutkan, dampak tumbangnya pohon turut memicu "longsoran tanah yang berdimensi sekitar 5 meter panjang dengan lebar 4 meter," yang tentu saja memperparah kekacauan dan menambah tantangan bagi tim evakuasi yang tiba di lokasi. Skala kerusakan yang terjadi menunjukkan betapa dahsyatnya massa dan momentum pohon beringin saat menumbuk tanah.
Peristiwa tragis yang merenggut nyawa Ibu Nur Rohma itu terjadi pada dini hari, tepatnya sekitar pukul 05.00 WIB, sebuah waktu di mana aktivitas komunal baru saja dimulai. Pada saat yang nahas itu, korban berada di lokasi bersama dengan seorang warga lainnya, Ibu Erniwati, yang berusia 40 tahun. Kedua ibu-ibu tersebut sedang menjalankan aktivitas rutin mencuci pakaian di fasilitas kamar mandi umum, memanfaatkan ketenangan pagi buta.
Sekitar 30 menit setelah kedua wanita itu memulai kegiatan mereka, suasana damai pagi hari tiba-tiba terusik. Warga yang berada di sekitar area tersebut mendengar dengan jelas sebuah suara yang memecah keheningan—suara retakan yang keras dan menakutkan, yang sumbernya dipastikan berasal dari pohon beringin yang menjulang tinggi di dekat situ. Suara retakan itu adalah alarm terakhir sebelum bencana. Tak lama setelah suara peringatan itu terdengar, pohon beringin yang akarnya sudah tak lagi mampu menahan beban dan didukung oleh tanah yang lembek, roboh secara total, menimpa dan menghancurkan bangunan di bawahnya.
Sadono Irawan memberikan gambaran yang lebih detail mengenai posisi korban dan mekanisme fatalitas. "Posisi almarhumah Nur Rohma berada di dalam kamar mandi. Batang kayu raksasa yang roboh itu kemudian menimpa langsung atap dan tembok bangunan," urainya. Pada saat tumbang, terdapat dua ibu-ibu yang berada dalam situasi terjebak di dalam kamar mandi umum tersebut. Akibat hantaman brutal dari pohon, korban "tertimpa tembok dan runtuhan atap seng kamar mandi umum." Seluruh detik-detik mengerikan ini disaksikan langsung oleh dua orang saksi lainnya yang juga sedang beraktivitas di dalam fasilitas kamar mandi umum tersebut, memberikan kesaksian yang memilukan.
Tragedi ini berakhir dengan duka. Korban Nur Rohma dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian akibat luka parah yang dialaminya setelah tertimpa material bangunan yang runtuh dan batang pohon. Sementara itu, rekan beliau, Ibu Erniwati, beruntung berhasil diselamatkan dari reruntuhan. Erniwati berhasil dievakuasi oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Malang, aparat terkait, dan bantuan sigap dari warga sekitar. Setelah mendapatkan informasi, Tim BPBD Kabupaten Malang segera melakukan assessment (penilaian cepat), diikuti dengan operasi pembersihan material pohon tumbang yang sangat besar, dan mengevakuasi jenazah korban.
"Kami menegaskan, satu orang telah meninggal dunia karena tertimpa material bangunan kamar mandi umum," tegas Sadono, menekankan penyebab kematian yang berasal dari kegagalan struktur fasilitas yang tertimpa pohon. Setelah proses evakuasi yang penuh kehati-hatian berhasil diselesaikan, jenazah almarhumah Nur Rohma langsung dibawa ke rumah duka untuk segera diserahkan kepada keluarga dan dimakamkan. Selanjutnya, BPBD Kabupaten Malang segera berkoordinasi erat dengan berbagai pihak terkait lainnya untuk merumuskan langkah penanganan lanjutan dan mitigasi risiko pasca-insiden pohon tumbang yang menghebohkan ini, memastikan keamanan lingkungan sekitar menjadi prioritas utama.
Insiden tragis di Lawang ini menjadi sebuah pelajaran berharga yang sangat mahal harganya tentang pentingnya pengelolaan risiko bencana alam di tengah perubahan iklim yang meningkatkan intensitas hujan. Pemerintah daerah didorong untuk melakukan inventarisasi dan pemeliharaan rutin terhadap pohon-pohon besar yang berada di area publik, terutama yang terletak di zona rawan tanah labil, guna mencegah terulangnya kejadian serupa yang merenggut nyawa warga. Komunitas diimbau untuk selalu waspada dan segera melaporkan tanda-tanda bahaya struktural atau alam kepada pihak berwenang.


.png)


