Malang, malangterkini.id - Kabar duka menyelimuti komunitas pendakian Indonesia, khususnya bagi keluarga besar SMAK Santo Albertus atau yang lebih dikenal dengan SMA Dempo di Kota Malang. Dua alumni wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, dikabarkan meninggal dunia saat melakukan pendakian di Puncak Carstensz, Pegunungan Jaya Wijaya, Papua Tengah. Kepergian kedua pendaki wanita ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan almamater mereka.
Kepala Sekolah SMAK Santo Albertus, Antonius Sumardi, mengonfirmasi kabar duka tersebut. "Sesuai buku induk, masuknya tahun 1981 dan lulus tahun 1984. Itu data pokok yang ada di kami," ujarnya, seperti dilansir dari detikJatim pada Selasa, 4 Maret 2025. Sumardi mengungkapkan bahwa pihak sekolah menerima kabar kematian Lilie dan Elsa dari para alumni. Kabar tersebut tentu saja mengejutkan seluruh civitas akademika SMAK Santo Albertus.
"Kami tahu dari alumni mengabarkan bahwa keduanya meninggal saat mendaki di Carstensz itu," ungkapnya. Sumardi menjelaskan bahwa alumni angkatan 1984, yang berjumlah sekitar 400 siswa, memiliki ikatan persaudaraan yang sangat kuat. Meskipun telah lama lulus dan tersebar di berbagai daerah, mereka tetap menjalin komunikasi dan silaturahmi. Solidaritas ini terbukti dari kegiatan-kegiatan yang mereka adakan, termasuk perayaan 40 tahun kelulusan yang diadakan di sekolah.
"Lulusan 84 ini luar biasa solidnya untuk ikatan persaudaraan mereka. Mereka menandai kayak 40 tahun datang ke sini (SMA Dempo). Ikatan mereka dalam satu angkatan memang solid," tutur Sumardi. Kekompakan dan kebersamaan yang terjalin selama masa sekolah terus berlanjut hingga puluhan tahun kemudian.
Kepergian Lilie dan Elsa menjadi kehilangan besar bagi angkatan 1984 dan seluruh alumni SMAK Santo Albertus. Mereka dikenal sebagai sosok yang aktif dan memiliki semangat tinggi, terutama dalam kegiatan petualangan dan pendakian. Kecintaan mereka terhadap alam dan tantangan membawa mereka ke Puncak Carstensz, salah satu puncak tertinggi di Indonesia yang terkenal dengan tingkat kesulitan pendakiannya yang ekstrem.
Puncak Carstensz, dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, merupakan salah satu dari Seven Summits, yaitu tujuh puncak tertinggi di tujuh benua. Gunung ini dikenal dengan medan yang sangat menantang, cuaca ekstrem, dan kondisi geografis yang sulit diprediksi. Pendakian ke Puncak Carstensz membutuhkan persiapan fisik dan mental yang matang, serta pengalaman pendakian yang memadai.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi para pendaki untuk selalu berhati-hati dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan pendakian, terutama di gunung-gunung dengan tingkat kesulitan tinggi. Faktor cuaca, kondisi fisik, dan peralatan yang memadai menjadi hal-hal yang tidak boleh diabaikan.
Selain itu, kejadian ini juga menunjukkan pentingnya solidaritas dan dukungan antar sesama pendaki. Dalam situasi darurat, kerjasama dan saling membantu dapat menjadi faktor penentu keselamatan. Komunitas pendakian perlu terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan saling peduli.
Kepergian Lilie dan Elsa juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berani bermimpi dan mengejar passion mereka. Semangat petualangan dan kecintaan mereka terhadap alam dapat menjadi contoh bagi generasi muda untuk lebih menghargai alam dan menjaga kelestariannya.
SMAK Santo Albertus dan seluruh alumni angkatan 1984 akan terus mengenang jasa dan kenangan indah bersama Lilie dan Elsa. Mereka akan selalu menjadi bagian dari sejarah dan kenangan indah bagi sekolah dan teman-teman mereka. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.
Kejadian ini juga menjadi momentum bagi seluruh komunitas pendakian untuk merefleksikan kembali pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan pendakian. Persiapan yang matang, peralatan yang memadai, dan kesadaran akan risiko menjadi hal-hal yang tidak boleh diabaikan.
Selain itu, dukungan dari keluarga, sahabat, dan komunitas juga menjadi faktor penting dalam menjaga semangat dan motivasi para pendaki. Keberadaan orang-orang terdekat yang selalu memberikan dukungan dan semangat dapat menjadi kekuatan tersendiri bagi para pendaki dalam menghadapi tantangan.
Semoga arwah Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.