GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Tragedi Ombak Pantai Lenggoksono: Satu Pemancing Meninggal Dunia Terseret Arus

Malang, malangterkini.id - Gelombang laut yang ganas kembali menunjukkan kekuatannya di sepanjang pesisir selatan Jawa Timur. Kali ini, musibah menimpa dua orang pemancing yang tengah menikmati waktu luang di Pantai Lenggoksono yang terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Peristiwa nahas yang terjadi pada hari Minggu, 11 Mei 2025 ini, membawa duka mendalam setelah salah satu dari dua pemuda tersebut ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tirtoyudo, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Supriono, memberikan keterangan rinci terkait kronologi kejadian yang merenggut nyawa seorang pemuda dan menyebabkan rekannya harus mendapatkan perawatan intensif. Menurut penuturan AKP Supriono pada hari Senin, 12 Mei 2025, insiden tragis ini bermula ketika tiga orang warga setempat datang ke Pantai Lenggoksono dengan tujuan untuk menyalurkan hobi memancing mereka. Pantai Lenggoksono, yang dikenal dengan keindahan alamnya dan potensi hasil lautnya, memang sering menjadi tujuan bagi para penggemar aktivitas memancing dari berbagai daerah.

Setibanya di lokasi yang mereka tuju, dua dari tiga pemuda tersebut, yang kemudian diketahui bernama Diky Alamsyah (23 tahun) dan Yoga Aditya (22 tahun), memutuskan untuk menyegarkan diri dengan berenang di laut. Mungkin tergiur oleh jernihnya air dan suasana pantai yang menenangkan, keduanya tanpa menyadari bahaya yang mengintai, berenang menuju ke tengah laut. Kondisi cuaca pada saat itu, sebagaimana diungkapkan oleh AKP Supriono, ternyata tidak bersahabat. Ombak laut dilaporkan cukup tinggi dan angin bertiup kencang, menciptakan arus yang kuat dan berbahaya di perairan tersebut.

Nahas tak dapat dihindari. Besarnya gelombang dan kuatnya arus laut dengan cepat menyeret Diky Alamsyah dan Yoga Aditya semakin jauh dari bibir pantai. Keduanya, yang mungkin awalnya merasa aman dan menikmati kesegaran air laut, seketika dihadapkan pada situasi yang mengancam nyawa. Kekuatan alam yang tak terduga dengan mudah mengombang-ambingkan tubuh mereka di tengah laut yang bergelora.

Rekan mereka, Rendi Agung (23 tahun), yang juga merupakan warga Desa Sanggrahan, Tirtoyudo, menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana kedua sahabatnya berjuang melawan keganasan ombak. Dalam kepanikan dan ketidakberdayaan, Rendi Agung segera bertindak cepat. Ia berlari menuju area pantai dan berteriak meminta pertolongan kepada warga sekitar yang berada di lokasi kejadian. Teriakan minta tolong dari Rendi Agung memecah ketenangan pantai dan dengan sigap menarik perhatian beberapa warga yang sedang beraktivitas di sekitar area tersebut.

Mendengar kabar buruk dan melihat kepanikan Rendi Agung, warga sekitar yang menerima laporan dengan responsif segera berusaha memberikan pertolongan. Mereka menyadari betapa berbahayanya situasi yang dihadapi kedua pemuda yang telah terseret ombak semakin jauh ke tengah laut. Upaya penyelamatan awal dilakukan dengan peralatan seadanya dan keberanian warga yang terpanggil untuk membantu sesama. Namun, kuatnya arus dan tingginya gelombang membuat upaya penyelamatan awal ini menjadi sangat sulit dan penuh risiko.

Dalam situasi yang kritis tersebut, satu orang korban yang diketahui bernama Diky Alamsyah berhasil ditarik ke tepi pantai oleh warga yang bergegas memberikan pertolongan. Namun, kondisi Diky Alamsyah saat ditemukan sudah sangat lemah dan membutuhkan penanganan medis segera. Tanpa membuang waktu, warga yang membantu evakuasi langsung membawa Diky Alamsyah ke puskesmas terdekat agar mendapatkan perawatan intensif dari tenaga medis profesional. Harapan untuk kesembuhan Diky Alamsyah pun menyala di tengah kepanikan dan kesedihan yang melanda.

Sayangnya, nasib tragis menimpa Yoga Aditya. Setelah terseret ombak, Yoga Aditya dilaporkan hilang di tengah laut. Upaya pencarian awal yang dilakukan oleh warga dan pihak terkait pada hari pertama tidak membuahkan hasil. Gelombang yang tinggi dan luasnya area pencarian menjadi kendala utama dalam menemukan keberadaan korban yang hilang. Kegelapan malam yang menyelimuti pantai juga semakin mempersulit proses pencarian.

Namun, semangat untuk menemukan Yoga Aditya tidak padam. Pada hari kedua pasca kejadian, Senin, 12 Mei 2025, operasi pencarian kembali dilanjutkan dengan skala yang lebih besar dan melibatkan berbagai pihak yang kompeten. Tim gabungan yang terdiri dari Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Kepolisian Resor (Polres) Malang, Malang Selatan Rescue (MSR), Pantai Selatan Rescue (PSR), serta para relawan lainnya turut serta dalam upaya pencarian yang intensif ini. Mereka bekerja sama dan berkoordinasi untuk menyisir area perairan Pantai Lenggoksono dan sekitarnya, berharap dapat segera menemukan keberadaan Yoga Aditya.

Setelah melakukan pencarian yang melelahkan dan penuh tantangan, akhirnya tim gabungan berhasil menemukan jasad Yoga Aditya. Korban ditemukan dalam kondisi mengambang di perairan sekitar 3 kilometer dari bibir pantai tempat kejadian awal. Penemuan jasad Yoga Aditya membawa kesedihan yang mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses pencarian. Meskipun harapan untuk menemukan Yoga dalam keadaan selamat telah pupus, penemuan ini setidaknya memberikan kepastian dan memungkinkan keluarga untuk melakukan proses pemakaman yang layak.

Tim gabungan yang menemukan jasad Yoga Aditya segera melakukan proses evakuasi. Dengan menggunakan perahu jukung, jasad korban dibawa kembali ke tepi pantai. Kedatangan jasad Yoga Aditya disambut dengan isak tangis dan kesedihan yang mendalam dari keluarga dan kerabat yang telah menunggu dengan cemas sejak hari pertama kejadian. Proses identifikasi kemudian dilakukan oleh pihak berwenang untuk memastikan bahwa jasad tersebut benar adalah Yoga Aditya.

Kapolsek Tirtoyudo, AKP Supriono, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kejadian ini dan mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya para pengunjung pantai, untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut saat beraktivitas di area pantai. Beliau juga menekankan pentingnya untuk tidak berenang terlalu jauh dari bibir pantai, terutama saat kondisi ombak sedang tinggi dan angin bertiup kencang. Selain itu, AKP Supriono juga mengapresiasi kerja keras tim gabungan dan para relawan yang telah berupaya maksimal dalam proses pencarian korban hingga akhirnya berhasil ditemukan.

Tragedi di Pantai Lenggoksono ini menjadi pengingat bagi kita semua akan bahaya yang selalu mengintai di perairan, terutama saat kondisi alam tidak mendukung. Keindahan pantai yang memukau seringkali menyimpan potensi bahaya yang tidak terduga. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kehati-hatian adalah kunci utama dalam menjaga keselamatan diri dan orang lain saat beraktivitas di sekitar pantai. Semoga almarhum Yoga Aditya mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya, dan keluarga serta kerabat yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini. Sementara itu, kita berharap agar Diky Alamsyah segera pulih dan dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala. Peristiwa ini juga diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan kesadaran akan keselamatan di area wisata pantai.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network