Kota Batu, malangterkini.id - Seorang petani jeruk berusia 80 tahun asal Kabupaten Malang, Kolim, menjadi korban penipuan. Sebanyak 560 kilogram jeruk miliknya dibawa kabur oleh seorang pelaku yang berpura-pura hendak membeli hasil panennya.
Pelaku Ditangkap, Diduga Banyak Korban Lain
Kapolres Batu, Ajun Komisaris Besar (AKBP) Andi Yudha Pranata, mengonfirmasi bahwa pelaku berinisial DC telah berhasil ditangkap. Polisi menduga bahwa korban penipuan DC tidak hanya Kolim.
"Pelaku mengaku telah melakukan aksi tersebut di sejumlah wilayah di Kota Batu dan Kabupaten Malang," ujar AKBP Andi dalam keterangan pers pada Minggu, 22 Juni 2025.
Modus Operandi dan Kerugian Korban
AKBP Andi menjelaskan, modus operandi pelaku diawali dengan mendatangi rumah Kolim dan menyatakan minat untuk membeli jeruk. Setelah terjadi kesepakatan harga jeruk sebesar Rp 8.000 per kilogram, pelaku bersama Kolim dan cucunya langsung memanen jeruk dan memuatnya ke mobil pikap milik pelaku.
Namun, setelah 560 kilogram jeruk selesai dipanen dan dimuat, pelaku tidak melakukan pembayaran. Ia langsung pergi meninggalkan rumah Kolim. Akibat kejadian ini, Kolim mengalami kerugian sekitar Rp 4,5 juta.
Hasil Penipuan untuk Bayar Utang Bank
Di hadapan penyidik, DC mengakui bahwa dalam sekali beraksi, ia bisa menggasak antara 400 kilogram hingga 1 ton jeruk. Setelah berhasil menipu para petani, pelaku menjual sendiri jeruk hasil tipuannya itu.
"Seluruh hasil penjualan jeruk digunakan pelaku untuk membayar tagihan bank," kata AKBP Andi, mengungkap motif di balik kejahatan ini.
Barang Bukti dan Pengembangan Kasus
Dari tangan pelaku, polisi berhasil menyita satu unit mobil pikap yang digunakan dalam aksinya, beserta satu muatan jeruk yang diduga baru saja ia curi. DC kini ditahan di rumah tahanan Polres Batu untuk proses hukum lebih lanjut.
"Kasus ini kini tengah dalam proses pemeriksaan dan akan kami kembangkan terkait kemungkinan ada pelaku lain serta kemana pelaku ini menjual jeruk yang telah diperolehnya," tambah AKBP Andi, menunjukkan bahwa penyelidikan masih terus berjalan untuk mengungkap jaringan dan korban lain dari penipuan ini.