Kota Batu, malangterkini.id - Kancah florikultura Indonesia kembali dihebohkan oleh kemunculan varietas anggrek hibrida (silangan) dengan harga yang sangat fantastis. Dalam ajang Batu Shining Orchid Week (BSOW) 2025 yang digelar di Balai Kota Among Tani, Kota Batu, sebuah anggrek dari jenis Dendrobium yang diberi nama Black Mamba menjadi bintang pameran dan menarik perhatian kolektor dari berbagai penjuru. Anggrek hasil persilangan lokal ini dikabarkan memiliki nilai jual yang mampu menembus ratusan juta rupiah.
Tingginya nilai yang disematkan pada Black Mamba bukanlah tanpa alasan. Anna Maria Ulva, Sekretaris DPC Pecinta Anggrek Indonesia (PAI) Malang Raya, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor utama yang menjadi tolok ukur harga fantastis anggrek tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi kelangkaan, tingkat kesulitan budidaya yang menantang, serta keunikan warnanya yang hitam pekat pada bagian bunga.
"Kalau yang dipamerkan di sini, InsyaAllah itu nilainya ratusan (juta rupiah) itu," ujar Anna saat ditemui di lokasi pameran pada Minggu (5/10/2025).
Faktor Penentu Harga dan Nilai Koleksi
Anna memaparkan secara rinci bagaimana penilaian dilakukan terhadap Black Mamba. Sebagai gambaran awal, untuk satu atau dua bulb (umbi) anakan Black Mamba dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter saja, harganya sudah dapat mencapai kisaran Rp 15 juta. Nilai ini akan terus melonjak seiring bertambahnya usia tanaman dan kerimbunan atau jumlah bulb yang dimilikinya.
"Tolok ukurnya itu dilihat secara keseluruhan. Dari sisi kelangkaan varietas, betapa sulitnya barang itu tersedia di pasaran, hingga kualitas warna hitam pekatnya. Usia tanaman juga sangat berpengaruh besar pada harganya," jelas Anna.
Black Mamba sendiri merupakan varietas anggrek hibrida yang berhasil diciptakan oleh seorang breeder lokal berbakat dari Kota Batu bernama Dedek. Kehadiran anggrek mahal ini menjadi bukti nyata bahwa kualitas anggrek silangan buatan dalam negeri terus bersaing dan bahkan mampu menciptakan standar baru di kalangan kolektor anggrek tingkat nasional maupun internasional.
BSOW 2025 Sebagai Barometer Pameran Anggrek Nasional
Kehadiran Black Mamba semakin menyemarakkan gelaran Batu Shining Orchid Week (BSOW) ke-8. Acara bergengsi ini merupakan hasil kolaborasi antara DPC PAI Malang Raya dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu. Berlangsung dari 3 hingga 12 Oktober 2025, BSOW telah lama dikenal sebagai barometer pameran anggrek tingkat nasional di Indonesia.
"BSOW ini memang sudah menjadi barometer pameran nasional. Animo peminatnya sangat tinggi, baik dari dalam maupun luar negeri," kata Anna.
Tahun ini, kompetisi anggrek dalam BSOW diikuti oleh 183 tanaman lomba dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Untuk memastikan kualitas penjurian, acara ini melibatkan dewan juri yang memiliki kredibilitas berskala nasional dan internasional, termasuk juri yang didatangkan langsung dari Thailand.
Selain ajang kompetisi, BSOW 2025 juga menampilkan 72 stan bursa anggrek yang menawarkan berbagai jenis anggrek, serta 8 anjungan pameran (display) yang menonjolkan kekhasan daerah masing-masing. Peserta pameran display tahun ini meliputi DPD PAI dari Bali dan Jawa Tengah, serta adanya kolaborasi istimewa dengan pihak dari Thailand.
Perputaran Uang dan Animo Pengunjung Meningkat
Tingginya antusiasme peserta dan lonjakan jumlah pengunjung yang hadir ke BSOW 2025 mengindikasikan prospek yang cerah bagi industri florikultura. Berdasarkan perkiraan, perputaran uang (transaksi) selama gelaran BSOW tahun ini diproyeksikan akan melampaui capaian tahun 2024. Pada tahun sebelumnya, perputaran uang tercatat berada di kisaran Rp 13 hingga Rp 18 miliar.
Anna menyatakan keyakinannya bahwa capaian ekonomi tahun ini akan meningkat tajam. Peningkatan ini tidak hanya didorong oleh pengunjung lokal.
"Tahun ini Insya Allah angkanya meningkat. Pengunjung yang datang tidak hanya dari Malang Raya. Hari ini saja sudah tercatat ada tiga bus rombongan dari Jogja dan rombongan pejabat dari berbagai daerah yang hadir," pungkasnya.
Pameran BSOW ke-8 ini tidak hanya menjadi etalase bagi anggrek-anggrek termahal seperti Black Mamba, tetapi juga berfungsi sebagai pendorong utama perdagangan dan inovasi dalam dunia anggrek Indonesia.


.png)


