GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Hasil Susur Sungai Brantas 2025: Forum Brantas Malang Raya Temukan Pencemaran Ringan Industri Tahu dan Peternakan Babi, hingga Bangunan Liar di Sempadan Sungai

Malang, malangterkini.id - Forum Brantas Malang Raya (FBMR) telah menyelesaikan kegiatan Susur Sungai Brantas 2025, sebuah kegiatan pemetaan dan pendataan yang mengungkapkan sejumlah temuan serius terkait pencemaran dan kerusakan lingkungan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas di wilayah Malang Raya. Kegiatan yang berlangsung intensif selama tiga hari, mulai tanggal 13 hingga 15 Oktober 2025, melibatkan tim gabungan dari berbagai sektor dan instansi. Koordinator Forum Brantas Malang Raya, Doddy Eko Wahyudi, menyatakan bahwa temuan-temuan ini menjadi catatan penting yang mengkhawatirkan terhadap kondisi sungai vital di Jawa Timur tersebut.

Secara spesifik, tim yang bertugas menyusuri sektor Kota Batu berhasil mengidentifikasi adanya indikasi pencemaran ringan yang bersumber dari aktivitas industri dan peternakan. "Untuk pencemaran ringan, kami menemukan limbah dari industri tahu di wilayah Pandanrejo dan limbah dari peternakan babi dengan populasi sekitar 10 ekor di Kelurahan Temas," jelas Doddy Eko Wahyudi pada Rabu (15/10/2025). Kedua sumber pencemaran ini, yang mengalirkan limbahnya langsung ke sungai, berada dalam batas administratif Kota Batu. Temuan ini menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap pembuangan limbah sisa produksi dan peternakan skala kecil agar tidak semakin memperburuk kualitas air sungai.

Sementara itu, tim menemukan persoalan yang berbeda dan tidak kalah pelik di wilayah Kota Malang dan Kabupaten Malang. Di Kota Malang, fokus permasalahan utama bergeser ke aspek pengelolaan tata ruang dan sampah. Doddy menyebutkan maraknya timbunan sampah domestik yang menumpuk di sepanjang sempadan hingga badan sungai. Selain itu, temuan yang dianggap "sangat mengkhawatirkan" adalah pelanggaran pemanfaatan sempadan sungai, berupa pembangunan struktur rumah permanen yang berdiri tepat di bibir sungai. "Ini sangat rawan longsor," tegas Doddy, menyoroti ancaman bencana ekologis dan keselamatan publik akibat aktivitas ilegal ini. Masalah lain yang mendominasi di Kota Malang meliputi limbah cair domestik (rumah tangga), tingginya sedimentasi, dan retakan pada tebing-tebing sungai. Adapun di Kabupaten Malang, persoalan klasik yang masih menjadi pemandangan utama adalah tumpukan sampah yang dibuang sembarangan di sempadan sungai, bahkan seringkali menumpuk di bawah jembatan.

Kegiatan Susur Sungai Brantas 2025 ini secara keseluruhan melibatkan lebih dari 300 personel gabungan, yang terdiri dari perwakilan pemerintah daerah seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), unsur TNI dan Polri, Badan Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Perum Jasa Tirta, akademisi, serta komunitas-komunitas peduli lingkungan. Doddy Eko Wahyudi menegaskan bahwa kegiatan ini berfokus pada tahapan pendataan dan pemetaan masalah secara menyeluruh, dan bukan ditujukan untuk aksi pembersihan atau penindakan langsung. Seluruh temuan, yang mencakup kondisi mata air, lokasi tumpukan sampah, titik longsoran tebing, hingga sumber limbah cair, dicatat secara detail dan sistematis oleh petugas pengamat di lapangan.

Rute yang ditempuh dalam kegiatan ini sangatlah panjang, membentang dari Titik Nol Arboretum Sumberbrantas di Kota Batu hingga berakhir di Bendungan Sengguruh di Kabupaten Malang. Seluruh data hasil observasi akan direkap dan dikompilasi menjadi sebuah laporan komprehensif untuk tiga wilayah. Laporan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa yang pernah dilaksanakan pada tahun 2019 dan 2022, bertujuan untuk membandingkan perubahan kondisi sungai dari waktu ke waktu dan merumuskan langkah penanganan yang lebih efektif. Hasil laporan ini rencananya akan dipaparkan secara langsung kepada para kepala daerah di Malang Raya. Tujuannya adalah untuk menyajikan data lapangan yang akurat dan berbasis bukti, sekaligus mendesak lahirnya kebijakan konkret dari tingkat pimpinan daerah. "Kami berharap para kepala daerah bisa membagi peran untuk menyelesaikan permasalahan di Brantas Malang Raya secara terintegrasi," pungkas Doddy, menggarisbawahi perlunya sinergi antar-wilayah dalam menjaga kelestarian sumber daya air Sungai Brantas yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat Jawa Timur.

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network