Kota Batu, malangterkini.id - Warga Kota Batu, Jawa Timur, dihebohkan oleh penemuan jasad seorang pria yang belum diketahui identitasnya, atau dikenal sebagai Mr. X, pada hari Kamis, 20 November 2025. Penemuan mengejutkan ini terjadi di aliran Sungai Clumprit, sebuah lokasi yang terletak di sekitar Jalan Patimura Gang 5, Kecamatan Batu. Keberadaan jasad tersebut pertama kali terungkap berkat kejelian dan kepekaan indra penciuman empat orang warga yang sedang asyik memancing di area sungai.
Mat Songwa, salah seorang relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batu yang ikut menangani evakuasi, menceritakan detail kronologi penemuan jasad tersebut kepada awak media. Menurut Mat Songwa, sekitar tengah hari, keempat pemancing mulai mencium aroma busuk yang sangat menyengat di sekitar tempat mereka beraktivitas. "Awalnya, mereka mengira bau tersebut berasal dari bangkai hewan, mungkin bangkai ayam atau sejenisnya, yang hanyut atau tersangkut di pinggiran sungai," jelas Mat Songwa.
Namun, rasa penasaran yang kuat mendorong mereka untuk melakukan pemeriksaan lebih teliti di sekitar sumber bau. Saat menyusuri celah-celah bebatuan dan semak-semak di tepi sungai, mereka terkejut melihat penampakan kaki manusia yang menyembul di antara bebatuan. Menyadari bahwa itu adalah jasad manusia, para pemancing segera menghentikan kegiatan mereka. Mereka lantas bergegas meninggalkan lokasi dan melaporkan temuan mengerikan itu kepada perangkat desa setempat. Laporan kemudian diteruskan ke tim PMI Kota Batu sekitar pukul 12.00 WIB, yang segera menerjunkan tim respons cepat.
Kondisi Jasad dan Perkiraan Waktu Kematian
Ketika tim relawan PMI dan kepolisian tiba di lokasi, mereka mengamati kondisi jasad yang memprihatinkan. Mat Songwa menjelaskan bahwa jasad pria tersebut sudah menunjukkan tanda-tanda pembengkakan (dekomposisi) yang signifikan. Berdasarkan kondisi fisik yang ditemukan, tim relawan memperkirakan bahwa korban kemungkinan besar telah meninggal dunia selama kurang lebih tiga hingga empat hari sebelum akhirnya ditemukan.
"Identitas korban saat ini masih belum dapat dipastikan. Beliau adalah Mr. X," kata Mat Songwa. Pada saat ditemukan, mayat mengenakan kaus berwarna cokelat. Posisinya saat itu tengkurap dan terjepit di antara celah-celah bebatuan besar di aliran sungai. Posisi ini menambah kesulitan dalam proses evakuasi yang akan segera dilakukan.
Medan Curam Menghambat Proses Evakuasi
Proses pengangkatan dan evakuasi jasad dari Sungai Clumprit tidak berjalan mulus. Tim relawan dan petugas gabungan menghadapi tantangan yang serius akibat karakteristik medan lokasi penemuan. Mat Songwa mengakui bahwa timnya mengalami kendala teknis dan keamanan yang cukup besar.
"Jarak dari jalan raya atau titik akses terdekat sampai ke lokasi ditemukannya mayat itu sekitar 40 meter," jelasnya. Namun, bukan jarak horizontal yang menjadi masalah utama, melainkan kontur tanah yang sangat curam dan kondisi permukaan yang licin karena keberadaan air sungai dan lumpur. Karena kondisi ini, tim evakuasi terpaksa harus menggunakan peralatan khusus. "Karena curam dan licin, kami akhirnya wajib menggunakan tali untuk memastikan keselamatan petugas dan mempermudah proses pengangkatan jasad ke atas," imbuh Mat Songwa, menyoroti betapa sulitnya operasi penyelamatan tersebut.
Setelah melalui upaya yang membutuhkan kehati-hatian dan kerja keras kolektif, jasad pria tanpa identitas tersebut akhirnya berhasil dievakuasi sekitar pukul 13.30 WIB, kurang lebih satu setengah jam setelah laporan diterima oleh PMI.
Langkah Selanjutnya: Identifikasi Forensik di Rumah Sakit
Setelah berhasil diangkat dari sungai, jasad Mr. X segera dibawa menuju Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu. Pemindahan ini bertujuan untuk menjalani prosedur identifikasi lebih lanjut melalui pemeriksaan forensik oleh tim kepolisian dan medis.
Mat Songwa memberikan keterangan awal mengenai kondisi fisik jasad. "Saat pemeriksaan awal di lokasi, kami tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau luka yang menonjol dan mencolok pada tubuh korban," pungkasnya. Meskipun demikian, ia menambahkan bahwa beberapa bagian tubuh korban masih memungkinkan untuk diidentifikasi, seperti sidik jari yang masih bisa dikenali. Namun, Mat Songwa menegaskan bahwa proses identifikasi forensik secara mendalam, termasuk pengambilan sidik jari, pengujian DNA, dan penentuan penyebab kematian, sepenuhnya menjadi ranah dan wewenang dari pihak kepolisian yang menangani kasus ini. Masyarakat diminta untuk bersabar menanti hasil identifikasi resmi dari pihak berwenang.


.png)


