GfC8TSAlTSGoTUAoTfz7GpA9TA==

Kota Malang Siaga Banjir, Potensi Luapan Sungai Amprong di Kedungkandang Memicu Kekhawatiran

Malangmalangterkini.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, khususnya di wilayah Kecamatan Kedungkandang. Kekhawatiran ini muncul karena adanya risiko luapan Sungai Amprong ke permukiman warga, terutama jika terjadi hujan lebat di daerah hulu, yakni lereng Gunung Semeru.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengungkapkan bahwa level permukaan Sungai Amprong yang mengalir melalui Kedungkandang sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ia memperingatkan bahwa curah hujan lebat yang terus-menerus dapat dengan cepat menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri area pemukiman di sekitarnya.

"Informasinya permukaan sungai naik selutut, ini harus diwaspadai," ujar Wahyu saat berada di Malang pada hari Kamis (11/12/2025).

Wahyu juga menambahkan bahwa kenaikan muka air Sungai Amprong bisa terjadi dengan cepat meskipun cuaca di pusat Kota Malang tampak cerah. Hal ini disebabkan adanya kiriman volume air yang besar dari wilayah yang diguyur hujan lebat di Kabupaten Malang, seperti Kecamatan Tumpang dan Poncokusumo. Kedua kecamatan ini berada di kaki Gunung Semeru, sehingga air dari sana mengalir deras dan cepat menuju Sungai Amprong di Kedungkandang, meningkatkan risiko luapan secara mendadak.

Fenomena banjir akibat luapan sungai ini bukanlah hal baru. Peristiwa serupa pernah terjadi pada Desember 2024, di mana puluhan rumah penduduk terendam oleh air yang bercampur lumpur, menimbulkan kerugian dan mengganggu aktivitas masyarakat.

"Tahun lalu kan pernah kejadian banjir, jadi segera didirikan Posko Tanggap Bencana di Kedungmandang," tegas Wahyu, menanggapi perlunya tindakan preventif yang cepat dan terkoordinasi.

Menanggapi risiko tersebut, Kepolisian dan Pemkot Malang telah mengambil langkah proaktif dengan mendirikan dua Posko Tanggap Bencana. Posko-posko ini berlokasi strategis, yaitu di Jembatan UB, Lowokwaru, dan di Jalan Sidomulyo, Blimbing. Personel yang bertugas di posko merupakan gabungan kekuatan dari berbagai instansi, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Palang Merah Indonesia (PMI), serta para relawan kemanusiaan.

"Pendirian posko ini sebagai antisipasi kejadian banjir kemarin," kata Wahyu, menekankan bahwa pengalaman bencana tahun lalu menjadi pelajaran berharga untuk kesiapsiagaan saat ini.

Sebagai pengingat, peristiwa banjir besar yang melanda Malang sebelumnya tercatat pada tanggal 4 Desember 2025. Bencana tersebut berdampak pada 39 titik di tiga kecamatan, dengan ketinggian genangan air yang mencapai antara 150 sentimeter hingga 160 sentimeter. Area yang terendam mencakup jalan raya utama hingga ke permukiman padat penduduk, melumpuhkan sebagian besar aktivitas kota.

Antisipasi Bencana Menjelang Libur Nataru

Pendirian Posko Tanggap Bencana ini juga memiliki tujuan ganda, yakni sebagai upaya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pada periode ini, beberapa titik di Kota Malang diidentifikasi memiliki kerawanan tinggi terhadap berbagai jenis bencana alam, termasuk banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Selain itu, lonjakan aktivitas dan mobilitas masyarakat juga menjadi perhatian yang memerlukan pengamanan dan pengaturan khusus.

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono, memaparkan hasil pemetaan yang menunjukkan adanya empat titik jalan raya yang dinilai sangat rawan terhadap banjir. Titik-titik tersebut meliputi:

  • Jalan Galunggung

  • Jalan Letjen Sutoyo

  • Jalan Letjen S. Parman

  • Jalan Soekarno-Hatta

"Ini harus diantispasi melibatkan lintas instansi. Kami siapkan personel selama 24 jam di posko," jelas Nanang, menegaskan komitmen pengamanan dan pelayanan bencana yang dilakukan secara berkelanjutan.

Dalam upaya kolektif ini, Komandan Kodim 0833/Kota Malang, Letkol Inf Dedy Azis, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan total 150 personel. Pasukan ini dalam kondisi siaga penuh dan siap untuk segera digerakkan guna memberikan bantuan penanganan jika terjadi bencana alam di lima kecamatan yang ada di Kota Malang.

"Kami juga sudah turun untuk kerja bakti bersama masyarakat. Tentu kolaborasi lintas instansi," tambah Dedy, menggarisbawahi pentingnya sinergi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan partisipasi aktif dari masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. Kolaborasi ini diharapkan dapat meminimalkan dampak buruk dari bencana dan memastikan keselamatan serta ketenangan warga selama periode yang kritis ini. 

Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network
Advertisement
pasang iklan media online nasional pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
pasang iklan media online nasional pewarta network